Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Agenda Peringatan Idul Fitri 2025 di Keraton Jogja dan Maknanya

rangkaian Hajad Dalem untuk memperingati Idul Fitri (instagram.com/kratonjogja)
Intinya sih...
  • Keraton Yogyakarta gelar tradisi Hajad Dalem untuk memperingati Idul Fitri 1446 Hijriah.
  • Rangkaian acara terbagi menjadi prosesi tertutup dan terbuka untuk umum, termasuk Gladi Resik Prajurit, Numplak Wajik, Grebeg Sawal, Ngabekten Kakung, Bedhol Songsong, dan Ngabekten Putri.
  • Beberapa tradisi seperti Gladi Resik Prajurit dan Numplak Wajik terbuka untuk umum sementara beberapa lainnya digelar secara tertutup di Keraton Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi untuk memperingati Idul Fitri 1446 Hijriah. Tradisi ini bernama Hajad Dalem. Rangkaian Hajad Dalem diawali dengan gladi resik prajurit untuk pengawal Grebeg Sawal pada Minggu (23/3/2025).

Hajad Dalem terbagi menjadi beberapa prosesi yang bersifat tertutup dan terbuka untuk umum. Selama rangkaian acara, wisata Keraton Jogja—kompleks Kedhaton dan Tamansari—ditutup selama dua hari, mulai 31 Maret-1 April 2025. Intip agenda peringatan Idul Fitri 2025 di Keraton Jogja.

1. Gladi Resik Prajurit (23 Maret)

agenda Gladi Resik Prajurit (instagram.com/kratonjogja)

Gladi Resik Prajurit digelar pada 23 Maret 2025 pukul 15.30 WIB—selesai. Lokasi acara ini digelar di Kamandungan Kidul, Kedhaton, dan Pagelaran Keraton. Adapun tradisi Gladi Resik Prajurit terbuka untuk umum.

Gladi Resik Prajurit merupakan latihan terakhir para prajurit Keraton untuk menyambut Grebeg Sawal. Tujuannya agar upacara untuk menyambut Idul Fitri bisa berjalan lancar. Para prajurit akan mengenakan seragam lengkap selama gladi resik, sambil berjalan melewati rute untuk Grebeg Sawal.

2. Numplak Wajik (28 Maret)

agenda Numplak Wajik (instagram.com/kratonjogja)

Selanjutnya, Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Numplak Wajik pada 28 Maret 2025 mulai pukul 15.00 WIB—selesai. Acara digelar di Panti Pareden, Kompleks Manganan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dapat disaksikan oleh masyarakat umum.

Numplak Wajik biasanya digelar sebanyak 3 kali dalam satu tahun. Tradisi diawali dengan proses pembuatan gunungan. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan, keberlimpahan, serta wujud sedekah raja untuk rakyatnya.

Dalam proses ini, abdi dalem akan menuang adonan wajik ke wadah, kemudian wadahnya dibalikkan. Selanjutnya, mereka membuat gunungan dari hasil bumi atau berbagai jenis makanan di atas wajik. Nantinya, gunungan itu akan diberikan ke warga saat Grebeg Sawal.

3. Grebeg Sawal (31 Maret)

agenda Grebeg Sawal (instagram.com/kratonjogja)

Grebeg Sawal adalah tahapan tradisi setelah numplak wajik. Acara ini bakal digelar pada 31 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB—selesai di Pagelaran Keraton, Masjid Gedhe, dan Pura Pakualaman. Tradisi ini ada yang digelar tertutup dan terbuka.

Masyarakat bisa menyaksikan Grebeg Sawal yang digelar di Pagelaran Keraton dan Masjid Gedhe. Sementara itu, Grebeg Sawal di kompleks Magangan, Kamandungan Kidul, dan Kamandungan Lor, tertutup untuk umum.

Prosesi Grebeg Sawal dimulai dengan memberikan pareden gunungan kepada abdi dalem dan masyarakat. Cara mendapatkan gunungan bukan dengan cara direbut, melainkan nyandhong atau menunggu. Hal ini sebagai lambang kesabaran manusia di bulan Ramadan.

4. Ngabekten Kakung (31 Maret)

agenda Ngabekten Kakung (instagram.com/kratonjogja)

Ngabekten Kakung adalah tradisi sungkem pangabekti yang dilakukan abdi dalem kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X. Caranya dilakukan dengan mencium lutut Sri Sultan. Tradisi ngabekten memiliki makna sebagai bentuk penghormatan dan bakti kepada Sri Sultan.

Sebagai referensi, hanya abdi dalem laki-laki berpangkat bupati ke atas yang mengikuti prosesi ini. Adapun Ngabekten Kakung dibagi menjadi 3 sesi dalam sehari, yaitu Ngabekten Hageng Kakung, Ngabekten Gangsal Jungan, dan Ngabekten Darah Dalem.

Rangkaian acara Ngabekten Kakung digelar secara tertutup di Keraton Yogyakarta. Meski demikian, masyarakat tetap bisa menyaksikan tradisi ini secara streaming melalui akun Instagram @kratonjogja. Ngabekten Kakung digelar pada 31 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB—selesai.

5. Bedhol Songsong (31 Maret)

agenda Bedhol Songsong (instagram.com/kratonjogja)

Bedhol Songsong merupakan tradisi mencabut payung yang dipakai oleh para pejabat administratif Sultan dari luar Keraton Yogyakarta. Tradisi menandai berakhirnya rangkaian Hajad Dalem Idul Fitri, seperti Grebeg Sawal dan Ngabekten Kakung.

Dalam Bedhol Songsong, tradisi selalu diakhiri dengan pementasan wayang kulit. Bedhol Songsong tahun ini bertajuk "Pagelaran Wayang Kulit Lakon Sumantri Ngenger" yang dibawakan oleh dalang ML. Cermo Kartiko.

Warga bisa menyaksikan pementasan wayang kulit pada 31 Maret 2025 mulai pukul 19.30 WIB—selesai. Lokasinya berada di kompleks Alun-alun Selatan, tepatnya di Kagungan Dalem Gedhong Sasana Hinggil Dwi Abad.

6. Ngabekten Putri (1 April)

agenda Ngabekten Putri (instagram.com/kratonjogja)

Acara terakhir dalam rangkaian Hajad Dalem adalah Ngabekten Putri. Tradisi ini mirip dengan Ngabekten Kakung, yaitu sungkem kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bedanya, pelaksanaan Ngabekten Putri dilakukan oleh putri Keraton dan abdi dalem perempuan di Keraton Yogyakarta.

Mereka melakukan sungkem pangabekti, atau sebuah penghormatan dan tanda bakti, untuk Sri Sultan. Proses Ngabekten Putri dilakukan dengan menghaturkan salam hormat dan mencium kaki Sri Sultan.

Acara ini digelar secara tertutup pada 1 April 2025 mulai pukul 09.00 WIB—selesai. Meski demikian, publik tetap bisa menyaksikan tradisi Ngabekten Putri secara streaming di akun Instagram @kratonjogja.

Jangan lewatkan rangkaian agenda peringatan Idul Fitri 2025 di Keraton Jogja. Selain menghibur dan terasa magis, tradisi Keraton dalam menyambut hari kemenangan juga bakal menambah wawasan budayamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us