Tepis Penalti Persib di Menit Akhir, Cahya Supriadi Jadi Pahlawan PSIM

- PSIM Yogyakarta menahan imbang Persib Bandung 1-1 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (24/8/2025), lewat drama dua penalti gagal dari Persib.
- Gol PSIM dicetak Ze Valente lewat penalti menit 64, disamakan Patricio Matricardi pada injury time, sebelum Cahya Supriadi menggagalkan penalti Marc Klok di menit akhir.
- Kiper muda PSIM sekaligus Timnas U-23, Cahya Supriadi, jadi Man of the Match berkat aksi heroiknya, menjaga Laskar Mataram tetap tak terkalahkan dalam tiga laga.
Bantul, IDN Times – PSIM Yogyakarta berhasil menahan imbang Persib Bandung dengan skor 1-1 pada pekan ketiga Super League 2025/26 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (24/8/2025).
Laga ini diwarnai drama dua kegagalan penalti Persib. Salah satunya terjadi di menit akhir ketika kiper PSIM, Cahya Supriadi, tampil gemilang dengan menggagalkan tendangan Marc Klok.
1. Drama dua penalti mewarnai laga PSIM vs Persib

Babak pertama berlangsung dengan tempo sedang tanpa banyak peluang berarti. Kedua tim tampil disiplin sehingga skor 0-0 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, PSIM membuka keunggulan pada menit 64 lewat eksekusi penalti Ze Valente setelah VAR menilai Julio Cesar melanggar Nermin Haljeta. Persib kemudian mendapat penalti pada menit 70, namun tendangan Uilliam Barros gagal berbuah gol.
Drama mencapai puncaknya di masa injury time. Patricio Matricardi menyamakan skor 1-1 pada menit 90+6 melalui sundulan kepala. Persib bahkan mendapat penalti kedua di menit 90+10, tetapi eksekusi Klok ditepis Cahya Supriadi, memastikan PSIM membawa pulang satu poin.
2. Van Gastel: kedua tim pantas dapat poin

Pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, menilai laga berjalan seimbang meski timnya kecewa kehilangan kemenangan di menit akhir. "Saya rasa kedua tim pantas mendapatkan satu poin. Tapi saya tidak bisa membayangkan Persib melewatkan dua penalti," ujar Van Gastel dikutip laman resmi PSIM.
Ia juga menyoroti tambahan waktu yang cukup panjang. "Tapi tim kami juga kecewa. Kita punya 10 menit tambahan waktu dan dua penalti dari lawan," jelasnya.
Menurutnya, keunggulan fisik pemain asing Persib berperan besar dalam terciptanya gol penyeimbang. "Di injury time yang terjadi adalah Persib memiliki pemain dengan fisik yang kuat. Banyak pemain asing mereka yang tinggi dan kuat," katanya.
Van Gastel kembali mengkritisi keputusan wasit. "Mereka melakukan crossing ke kotak penalti. Bola turun ke kotak penalti dan segala sesuatu bisa terjadi jika bola turun ke kotak penalti. Pertandingan juga menurut saya terlalu lama," pungkasnya.
3. Cahya Supriadi, kiper muda PSIM sekaligus andalan Timnas U-23

Cahya Supriadi terpilih sebagai Man of the Match usai penampilannya menahan dua penalti Persib, termasuk eksekusi krusial Marc Klok di detik akhir pertandingan.
Kiper bernomor punggung 19 di PSIM ini lahir di Karawang pada 11 Februari 2003 dan saat ini berusia 22 tahun. Dengan tinggi 179 cm, ia baru saja bergabung dengan PSIM pada 14 Juli 2025 setelah pindah dari Bekasi City. Dilansir Transfermarkt, nilai pasarnya per 11 Maret 2025 tercatat Rp2,61 miliar.
Selain membela PSIM, Cahya juga menjadi bagian dari Timnas Indonesia U-23 di bawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg. Penampilannya bersama klub maupun timnas menegaskan statusnya sebagai salah satu kiper muda potensial Tanah Air.
Dengan ketenangannya di bawah mistar, Cahya Supriadi berhasil menjaga Laskar Mataram tetap tak terkalahkan dalam tiga laga beruntun. Aksi gemilangnya juga membuat Pangeran Biru harus puas pulang dengan hanya satu poin.