Seto Bakal Evaluasi Kebugaran hingga Emosi Pemain PSIM

- PSIM Jogja kalah 1-2 dari Bhayangkara Presisi FC di Stadion Mandala Krida.
- Kendala kebugaran pemain menjadi salah satu faktor kekalahan menurut Pelatih Seto Nurdiyantoro.
- Aspek emosional dan kesalahan tim juga berpengaruh terhadap performa PSIM Jogja dalam pertandingan.
Yogyakarta, IDN Times - PSIM Jogja menorehkan kekalahan pertama di kandang saat bermain melawan Bhayangkara Presisi Indonesia FC pada Kamis (19/12/2024). Laga yang digelar di Stadion Mandala Krida tersebut, Laskar Mataram harus mengakui keunggulan lawan dengan skor akhir 1-2.
Bhayangkara Presisi FC mencetak gol pertama pada awal pertandingan, yakni menit ke-19. PSIM Jogja berhasil menyamakan skor melalui penalti Rafinha pada menit ke-44. Skor satu sama bertahan sampai babak pertama berakhir.
Babak kedua belum berjalan lama, Bhayangkara Presisi FC kembali mencetak gol cepat pada menit ke-50.
1. Jadwal pertandingan padat, kebugaran pemain jadi perhatian

Pelatih kepala PSIM Jogja, Seto Nurdiyantoro mengungkapkan kendala yang dialami timnya, salah satunya adalah masalah kebugaran pemain.
“Pertandingan cukup seru, cukup asyik sebenarnya, tapi kami banyak evaluasi. Dalam artian, dari sisi kebugaran memang salah satunya. Kalau mungkin orang bilang menjadi alasan, tapi memang kebugaran pemain yang terkuras di pertandingan sebelumnya,” ungkapnya.
Menurut Seto, tim sudah berupaya mengantisipasi perihal kebugaran, tetapi hasilnya tidak bisa maksimal. “Jadi kami mencoba untuk memperbaiki di situ. Tapi kenyataannya memang tidak bisa maksimal,” lanjutnya.
2. Seto soroti emosi pemain hingga gol cepat Bhayangkara

Selain masalah fisik, Seto juga menyoroti aspek emosional para pemain yang cukup berpengaruh terhadap performa di lapangan.
“Dari menit-menit awal, kami terprovokasi dengan sesuatu, tetapi apapun itu menjadikan pembelajaran kami untuk teman-teman pemain. Untuk kami sendiri juga, bagaimana mengurai emosi, bagaimana bermain secara konsisten seperti apa yang kami mau,” tutur Seto.
Pelatih berusia 50 tahun ini menilai gol cepat yang diciptakan oleh Bhayangkara Presisi FC di menit ke-19 di babak pertama dan menit ke-50 di babak kedua, menurutnya berawal dari kesalahan tim.
“Dua gol saya pikir terlalu cepat dan itu mungkin berawal dari kesalahan kami. Ada yang pelanggaran, adanya sesuatu yang mungkin sebenarnya di gol kedua, kan ada yang cedera, kan fairplay-nya seperti apa. Tapi apapun itu, tidak menjadikan kami alasan. Kami bagaimanapun tetap kalah dua satu,” ujar pelatih asal Sleman tersebut.
3. PSIM sisakan 2 pertandingan

PSIM masih menyisakan dua pertandingan grup yang akan dilaksanakan tahun 2025. Kesempatan untuk lolos ke delapan besar masih terbuka lebar untuk Laskar Mataram, jika mampu memaksimalkan hasil dua laga tersebut.