Huistra Minta Komite Wasit Benahi VAR di Liga 1: Saya Sudah Muak

- Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra, merasa VAR merugikan timnya dalam tiga laga terakhir di Liga 1.
- Menurut Huistra, keputusan VAR dalam pertandingan kontra Barito FC, Persis Solo, dan PSBS Biak berbeda dengan situasi sebenarnya.
- Huistra menekankan perlunya setidaknya tiga kamera angle untuk proses pengambilan keputusan yang adil oleh wasit menggunakan VAR.
Sleman, IDN Times - Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra, mengaku merasa muak dengan kinerja Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 yang ia nilai terus merugikan timnya.
"Hari ini lagi kita dirugikan, saya sudah muak, dan sudah waktunya komite wasit melakukan sesuatu untuk itu karena ini menggelikan dan kita harus buka-bukaan soal ini. Sleman selalu kena imbasnya," kata Huistra, Jumat (11/4/2025).
1. Merasa dirugikan di tiga laga terakhir

Huistra merasa kinerja VAR telah merugikan timnya dalam tiga pertandingan terakhir yang dilakoni PSS di Liga 1. Mulai dari pertandingan kontra Barito FC, Persis Solo dan terakhir PSBS Biak. Tiga laga itu semua berakhir dengan kekalahan skuad Laskar Sembada.
"Lawan Barito, kita kalah karena keputusan VAR, karena VAR menunjukkan penayangan yang benar-benar berbeda dari persoalan sebenarnya. Lawan Solo juga sama. VAR juga memberikan gambaran yang salah, VAR telah memanipulasi apa yang dilihat wasit, dan itu selalu cuma satu sudut kamera," ucap Huistra.
Sementara pada laga terakhir kontra PSBS Biak, Jumat (11/4/2025) malam, Huistra melihat keputusan wasit yang tak memberikan penalti berdasarkan pengecekan VAR telah mengubah jalannya pertandingan. Ketika momen itu terjadi, PSS tengah unggul 1-0 sebelum pada pertengahan babak kedua tim tuan rumah membalikkan kedudukan.
"Hasil babak pertama (vs PSBS Biak) cukup bagus. Setelah itu ada momen krusial dalam pertandingan, ada keputusan penalti. Menurut pemain saya, semestinya penalti, tapi wasit memutuskan tak memberikan penalti berdasarkan VAR dan itu memberikan pengaruh besar pada laga ini," kata Huistra.
2. Minimal kamera VAR di tiga titik
Huistra menggarisbawahi kinerja VAR di Liga 1 yang hanya menempatkan kamera pada satu titik saja. Sementara bagi dia, dibutuhkan setidaknya kamera di tiga titik sehingga proses pengambilan keputusan oleh wasit bisa adil karena didasarkan pada penayangan dari berbagai sudut kamera.
"Bagaimana bisa ngecek dengan VAR itu penalti atau nggak, minimal butuh 2-3 kamera buat ngeceknya," tutur Huistra.
"Jika mau benar-benar pakai VAR, minimal tiga kamera angle di mana anda bisa melihat dari sudut berbeda dari sebuah situasi. Itu baru proses yang adil. Kalau gitu kondisinya, oke saya bisa terima. Tapi, yang saya lihat cuma ada satu (gambar) yang dilihat oleh wasit. VAR jadi masalah besar di Indonesia," katanya.
3. Sisa enam laga penentuan

Kekalahan dari PSBS Biak membuat posisi PSS kian di ujung tanduk. Mereka masih tertahan di dasar klasemen sementara dengan raihan total 22 poin. Sementara itu, PSS masih memiliki enam laga sisa untuk bangkit keluar dari zona degradasi.
Akan tetapi, jalan PSS dipastikan cukup terjal karena akan menghadapi tim-tim sekelas PSM Makassar, Persib Bandung dan Persija Jakarta.