Brajamusti Ikut Tolak Arema Berkandang di Stadion Sultan Agung Bantul

Sebagai wujud solidaritas dan minta tenggang rasa dari Arema

Yogyakarta, IDN Times - Keputusan manajemen Arema FC memilih Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul sebagai kandang, ditolak kelompok suporter di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penolakan tersebut salah satunya datang dari suporter PSIM, Brajamusti.

Arema sendiri tidak bisa berkandang di Malang, Jawa Timur, imbas tragedi Kanjuruhan. Arema harus memainkan laga kandangnya dengan jarak 250 kilometer dari Stadion Kanjuruhan. Tragedi Kanjuruhan hingga saat sendiri juga belum menemui titik terang.

1. Minta selesaikan dengan jelas dulu tragedi Kanjuruhan

Brajamusti Ikut Tolak Arema Berkandang di Stadion Sultan Agung BantulAparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin atau yang akrab disapa Thole, mengatakan ada beberapa alasan penolakan Brajamusti atas langkah manajemen Arema memilih SSA. Salah satunya hingga saat ini belum ada juga kejelasan penyelesaian tragedi Kanjuruhan yang menelan banyak korban dari Aremania.

"Belum sesuai apa yang teman-teman perjuangkan, sebagai wujud kita dari awalkan yang dilakukan di Jogja, wujud solidaritas kita pada korban, karena kita sesama suporter. Pasca kejadian Kanjuruhan itu, Brajamusti punya hubungan baik dengan suporter Malang harapannya. Sampai saat ini juga kita masih komunikasi, baik yang langsung di Malang atau Aremania di Jogja," ujar Thole, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga: Pengin Main di Stadion Sultan Agung, Arema FC Ditolak Publik

2. Harap manajemen Arema punya tenggang rasa

Brajamusti Ikut Tolak Arema Berkandang di Stadion Sultan Agung BantulArema FC. (aremafc.com)

Thole mengharapkan manajemen Arema memiliki tenggang rasa. Terlebih, langkah yang diambil Brajamusti tersebut karena banyak Laskar yang ada di wilayah Bantul.

"Mbok yo Arema klubnya duwe tepo seliro (Klub Arema seharusnya punya tenggang rasa). Laskar kita kan juga banyak di wilayah Bantul suara-suara dari anggota kita di Bantul, diskusi ke teman-teman pengurus dan kita, ya memang mbok jangan di DIY dulu lah," ucapnya.

Thole mengharapkan agar suasana kondusif yang ada di DIY biar tetap terjaga. Terlebih saat ini menjadi momen rekonsiliasi suporter di DIY.

"Kita pelihara terus supaya ke depan lebih baik sepak bola DIY dan Indonesia. Intinya yang pertama ini solidaritas kami pada teman-teman Aremania," ujar dia.

3. Minta perhatikan juga Liga 3 yang berhenti

Brajamusti Ikut Tolak Arema Berkandang di Stadion Sultan Agung BantulStadiun Sultan Agung Bantul. Google

Selain sebagai solidaritas pada para Aremania, penolakan Brajamusti juga wujud solidaritas pada klub yang bermain di Liga 3 yang belum ada kejelasan. Pasalnya, banyak juga klub di DIY yang bermain di Liga 3 dan termasuk Persiba Bantul yang notabene berkandang di SSA.

"Komunikasi dengan teman-teman Bantul juga mereka keberatan, sama seperti kita. Di DIY itu Liga 3 sudah dipersiapkan berapa bulan dengan biaya begitu banyak. Tiba-tiba gak jadi main, kan kasihan juga klub Liga 3. Kok tiba-tiba satu klub yang menurut saya menjadi sumber permasalahan sepak bola ini dihentikan kok tiba-tiba mau main di sini," ujar Thole.

Pada dasarnya Brajamusti menolak Arema bermain di DIY. Mereka juga terus melakukan komunikasi dengan Aremania.

"Jangan di sini (DIY), DIY baru adem ayem, menikmati romantisme suporter. Jangan sampai ada kejadian-kejadian lagi. Ya trauma, jujur sampai sekarang banyak juga anggota kita sebagai suporter," ungkapnya.

Selain Brajamusti, PS Hizbul Wathan UMY yang bermain di Liga 3 DIY juga menolak Arema bermain di SSA. Melalui akun Twitter offical klub PS HW UMY menyatakan sikapnya.

Baca Juga: Tips Pola Makan Sehat Versi Pemain Sepak Bola PSIM  

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya