Dirut PSIM Jadi Wakil Indonesia Timba Ilmu di NFL Amerika Serikat

- Liana Tasno menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam program kepemimpinan perempuan global di dunia olahraga di Amerika Serikat.
- Selama program, Liana menjalani pelatihan intensif di tiga lokasi strategis dan mempelajari lima nilai utama yang menjadi fondasi kokoh organisasi Green Bay Packers.
- Komitmen kuat terhadap integritas muncul karena keprihatinannya terhadap kondisi olahraga di Tanah Air, serta ingin menyasar generasi muda melalui program PSIM Goes to School.
Yogyakarta, IDN Times - Direktur Utama PSIM Jogja, Liana Tasno, menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam program kepemimpinan perempuan (women leaders) global di dunia olahraga yang digelar di Amerika Serikat.
Liana berhasil menjadi salah satu dari 14 perwakilan terpilih yang berasal dari 13 negara di seluruh dunia.
Program ini menerapkan seleksi ketat. Dari 160 negara yang mengirimkan delegasi, hanya sekitar 15 orang yang terpilih setiap tahunnya.
Seluruh delegasi akan mempelajari seluk-beluk industri olahraga Amerika Serikat langsung dari para pakarnya. Program ini berlandaskan semangat Title IX, sebuah undang-undang di Amerika Serikat yang bertujuan mendorong kesetaraan gender (gender equality) bagi perempuan dan anak-anak dalam dunia olahraga.
“Untuk masuk ke dalam program ini tidak gampang, prosesnya sangat panjang. Selain banyaknya wawancara yang harus saya lalui, proses administrasinya juga sangat kompleks,” ungkap Liana.
1. Peroleh pengalaman berharga

Menurut Liana, kesempatan istimewa di National Football League (NFL), menjadi pengalaman sangat berharga, mengingat status NFL sebagai industri olahraga nomor satu di Amerika.
“Satu-satunya yang terpilih ke NFL itu ya cuma kita, Indonesia. Yang ke NFL hanya saya saja,” ujarnya.
Selama program berlangsung, Liana menjalani pelatihan intensif di tiga lokasi strategis, yakni markas Green Bay Packers, Kantor Pusat NFL, dan NFL Films. Liana menyerap banyak ilmu mengenai pengelolaan klub profesional hingga aspek komersial sebuah liga besar.
2. Pelajari lima nilai utama
Saat berada di Green Bay Packers, Liana mempelajari lima nilai utama yang menjadi fondasi kokoh organisasi tersebut. Kelima nilai itu adalah integritas, rasa hormat, kerja sama tim, tanggung jawab, dan keunggulan.
Aspek integritas menjadi poin utama yang ingin segera ia terapkan di lingkungan PSIM Jogja. Ia menilai hal ini sangat vital bagi kemajuan ekosistem olahraga nasional.
“Itu nomor satu yang paling ingin saya terapkan. Mulai di internal kita dulu, dan saya harapkan bisa diterapkan di Indonesia,” ujarnya.
3. Prihatin terhadap kondisi olahraga di Tanah Air

Menurut Liana, komitmen kuat terhadap integritas ini muncul karena keprihatinannya terhadap kondisi olahraga di Tanah Air. Praktik curang dinilai sebagai penghambat utama perkembangan prestasi.
“Karena menurut saya, urusan korupsi itu yang paling merusak olahraga Indonesia,” katanya.
Liana juga menyoroti pemerintah Amerika Serikat memberikan dukungan penuh terhadap industri olahraga mereka, yang dipandang sebagai aset penting untuk membangun karakter bangsa dan komunitas.
“Mereka sadar betul bahwa olahraga itu sangat penting untuk dimajukan. Karena ujung-ujungnya, olahraga berguna untuk membangun nilai-nilai dalam komunitas mereka,” katanya.
4. Ingin sasar generasi muda

Liana berharap ke depannya ingin menyasar generasi muda melalui program PSIM Goes to School. Melalui inisiatif ini, Liana ingin membuka wawasan mahasiswa bahwa industri olahraga memiliki ekosistem profesional yang luas dan menawarkan peluang karier yang menjanjikan.
“Saya ingin memberikan inspirasi kepada mahasiswa dulu. Supaya pikiran mereka terbuka, bahwa mereka itu bisa berkarya di industri olahraga Indonesia,” pungkas Liana.

.jpg)



.jpg)










