Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

TPA Piyungan Dibuka Terbatas, Kuota  Sleman 27 Truk per Hari

Ilustrasi TPA Piyungan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)
Ilustrasi TPA Piyungan Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Sleman, IDN Times - Sampah yang ada di Kabupaten Sleman tidak bisa seluruhnya dibawa ke TPA Piyungan, pasalnya TPA Piyungan Bantul baru mulai dibuka terbatas, Rabu (6/9/2023). Masyarakat diminta untuk tetap mengelola sampah secara mandiri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Epiphana Kristiyani, mengatakan pihaknya akan menyesuaikan dengan kuota pengiriman sampah yang diberikan. Disebutnya Sleman mendapat kuota 27 truk per hari, yang mana satu truk dapat memuat 5 ton sampah. Sehingga per harinya Sleman mendapat kuota 135 ton untuk dikirim ke TPA Piyungan.

1. Kuota yang ada termasuk untuk swasta

Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Epiphana menjelaskan bahwa kuota tersebut sudah termasuk yang diberikan ke pihak swasta. Pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi terkait jadwal pengiriman sampah ke TPA Piyungan.

"Kalau masuk TPA Piyungan itu sekarang kendaraannya harus jelas dulu. Mereka tidak memperbolehkan kendaraan yang tidak jelas masuk ke sana seperti waktu lalu," ujar Epiphana, Rabu (6/9/2023).

2. Masih ada sampah dibuang sembarangan

ilustrasi  sampah plastik (unsplash.com/Marc Newberry)
ilustrasi sampah plastik (unsplash.com/Marc Newberry)

Epiphana mengungkapkan kuota pengiriman sampah yang diberikan juga belum bisa sepenuhnya mengangkut sampah di Sleman. Pasalnya, produksi sampah di Sleman rata-rata per harinya mencapai sekitar 260 ton.

Diakui Epiphana hingga saat ini masih ada sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat. Petugas juga melakukan penyisiran di jalan-jalan.

"Ya masih (buang sampah sembarangan). Gak malu apa ya, yang lain bisa mengelola sampah sendiri, kok enak-enak buang gitu. Setiap saat, setiap dua hari sekali nyeser (petugas menyisir/mengangkut), ada tumpukan kita ambil. Seser sebentar saja sudah muncul tumpukan lagi," ujar Epiphana.

3. Minta warga partisipasi kelola sampah

Program Gede Lampah. (Dok. Istimewa)
Program Gede Lampah. (Dok. Istimewa)

Epiphana meminta kesadaran masyarakat ikut berperan aktif mengelola sampah. Mengingat kuota sampah yang bisa dibuang ke TPA Piyungan juga terbatas.

"Masyarakat bisa mengolah, dipilah, yang organik kan bisa untuk pakan ternak, pakan ikan, kemudian kompos, dimasukkan dalam lubang biopori sudah selesai. Anorganik tinggal nunggu tukang rongsok lewat. Tinggal nanti residunya, dengan masyarakat terbiasa mengurangi, lama kelamaan residu ini, harapan saya akan semakin berkurang kok," kata Epiphana.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Herlambang Jati Kusumo
EditorHerlambang Jati Kusumo
Follow Us