Terinspirasi Mekanisme Pistol, Dosen UMY Bikin Mesin Perajang Singkong

- Ide mesin perajang singkong berbasis stepper system iris didapat dari pengalaman di Gunungkidul.
- Mesin ini memungkinkan pengaturan ketebalan irisan hingga 1,5 mm dengan presisi tinggi.
Yogyakarta, IDN Times – Sejumlah pengusaha keripik singkong di Kabupaten Gunungkidul, masih menggunakan cara manual untuk produksi. Cara tradisional ini memakan waktu, menguras tenaga, dan kerap membuat pelaku UMKM kewalahan, khususnya saat pesanan meningkat.
Kondisi tersebut mendorong Ir. Putri Rachmawati, S.T., M.Eng., dosen Teknologi Rekayasa Otomotif Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), menciptakan mesin perajang singkong berbasis stepper system iris. Inovasi ini diklaim lebih praktis, presisi, dan ramah bagi pelaku usaha kecil.
1. Ide didapat saat menjadi pembimbing di Gunungkidul

Putri menjelaskan ide ini berawal saat menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di Gunungkidul. Banyak pengusaha keripik singkong masih memotong bahan baku dengan pisau biasa, proses yang memakan tenaga dan berisiko cedera.
“Keunggulan mesin ini terletak pada mekanisme stepper yang terinspirasi dari sistem kerja pistol. Proses menekan pelatuk pistol untuk mengeluarkan peluru mirip dengan dorongan singkong melewati mata pisau mesin. Prinsip ini memungkinkan pergerakan konsisten yang dapat diatur kecepatannya, sehingga irisan menjadi lebih seragam, tipis, rapi, dan tentu menghemat waktu,” jelas Putri dilansir laman resmi UMY.
2. Pengaturan ketebalan hingga 1,5 mm

Metode stepper ini belum banyak digunakan pada mesin perajang singkong di pasaran. Sistemnya memungkinkan pengguna mengatur ketebalan irisan antara 0,5 mm hingga 1,5 mm dengan presisi tinggi.
“Pengguna dapat menyesuaikan ketebalan irisan sesuai kebutuhan, baik tipis untuk keripik renyah atau agak tebal untuk olahan lain,” tambah Putri.
3. Harga terjangkau dan kapasitas sesuai UMKM

Mesin ini dirancang untuk skala produksi kecil dengan kapasitas di bawah 30 kilogram singkong per proses. Biaya pembuatan berkisar Rp3,5 juta–Rp6 juta, menjadikannya investasi terjangkau bagi UMKM. Ke depan, Putri berencana menambahkan fitur Internet of Things (IoT) dan sensor beban.
“Kami ingin meningkatkan kapasitas produksi, memperbarui desain pisau, dan mengintegrasikan sistem IoT. Harapannya, mesin ini bisa bekerja lebih efisien, cerdas, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Hadirnya mesin perajang singkong berbasis stepper ini diharapkan membantu UMKM di daerah penghasil singkong mempercepat proses produksi tanpa mengorbankan kualitas. Dengan alat ini, tenaga kerja lebih hemat, produksi meningkat, dan hasil potongan lebih seragam.