Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

SPPG di Sleman Bingung Dana MBG dari BGN Belum Cair

Ilustrasi ompreng MBG
Ilustrasi ompreng MBG. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)
Intinya sih...
  • Dana dari BGN belum cair, regulasi larang pemakaian duit talangan
  • Telaah pemicu dana belum cair, penataan administrasi di BGN
  • Klaim tak ada sangkut pautnya dengan kasus keracunan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman terpaksa berhenti beroperasi karena tidak ada dana. Pengelola SPPG di Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman itu mengaku bingung karena Badan Gizi Nasional (BGN) tak kunjung mencairkan dana operasional untuk pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dana yang tak kunjung digelontorkan membuat SPPG ini berhenti sementara melayani distribusi MBG sejak Senin, 13 Oktober 2025.

1. Dana belum cair, regulasi larang pemakaian duit talangan

ilustrasi uang tunai
ilustrasi uang tunai (pexels.com/Defrino Maasy)

PIC yayasan pengelola SPPG, Aris menuturkan, berhenti operasionalnya dapur MBG kelolaannya lantaran dana dari BGN belum cair.

Dia bilang, keterlambatan terjadi sejak periode pencairan berkala 10 hari sebelumnya. Tapi, Aris menyebut setelah itu pihaknya masih tetap melayani distribusi MBG.

"Tetapi untuk Senin (kemarin) ini, karena memang anggarannya belum turun, kami memutuskan (berhenti operasional sementara), regulasi kan sangat jelas bahwa operasional dapur, tidak diperkenankan untuk menggunakan dana talangan," ujar Aris.

2. Telaah pemicu dana belum cair

Mengenai penyebab dana pemerintah belum cair, menurut Aris, masih ditelusuri dengan mencari informasi dari BGN dan beberapa pihak terkait. Aris menambahkan saat ini komunikasi sedang berjalan.

Bersamaan dengan itu, Yayasan juga masih mendalami kemungkinan apakah ada kesalahan dalam proposal anggaran.

Lumrahnya, untuk proposal anggaran manakala ada kekeliruan akan dikembalikan dalam jangka waktu 3x24 jam disertai poin-poin koreksi. Maka dari itu ada pula kemungkinan lain berupa kekeliruan pengisian sistem oleh pusat yang membuat aliran dana tersendat.

"Miss-nya di mana, kami masih mencari, miss-nya di mana nih. Kok sampai bisa tidak cair, bisa terjadi keterlambatan," katanya.

3. Klaim tak ada sangkut pautnya dengan kasus keracunan

Ilustrasi MBG
Ilustrasi MBG. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Satu hal yang Aris berani pastikan adalah keterlambatan pencairan dana ini tidak ada kaitannya dengan kejadian keracunan pangan yang ditimbulkan oleh SPPG Jogotirto pada Agustus 2025 lalu di salah satu sekolah.

"Jadi prinsipnya tidak ada hubungannya dengan kejadian-kejadian yang berisiko, apalagi terkait dengan kejadian beberapa waktu yang lalu yang terjadi di SMP Negeri 3," katanya.

Aris berharap dana dari BGN bisa segera dicairkan demi keberlangsungan program MBG ini. Demi para penerima manfaat serta relawan atau masyarakat yang merasakan dampak positif dari program tersebut.

4. Ada penataan administrasi di BGN

Kepala Regional SPPG DIY, Gagat Widyatmoko secara terpisah menyebut keterlambatan pencairan dana dikarenakan adanya proses penataan administrasi di BGN terkait Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pencairan.

"Tentu saja kami tidak berharap ada SPPG yang berhenti operasional untuk melayani penerima manfaat," kata Gagat.

Menurut Gagat, pihaknya masih mengomunikasikan secara intens dengan BGN supaya SPPG di daerah bisa segera beroperasi kembali.

SPPG terkait selain itu juga telah diminta mengkomunikasikan hal ini dengan baik kepada kelompok penerima manfaat yang dilayaninya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Transfer Dana dari Pusat Turun Rp156 Miliar, Ini Strategi Pemkab Bantul

14 Okt 2025, 08:56 WIBNews