Sempat Kena Sanksi dan Ditutup, SPBU Janti Beroperasi Kembali
- SPBU Pertamina di Janti, Yogyakarta kembali beroperasi setelah ditutup lantaran sanksi dari PT Pertamina Patra Niaga.
- Operasional SPBU Janti dijamin melalui Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Pertamina Retail dan dilakukan penggantian dispenser bermasalah.
- SPBU lain di Tugu Yogyakarta dan Kentungan akan dioperasionalkan kembali, sementara SPBU Ngaglik masih dalam proses pemeriksaan alat tambahan yang diduga menyalahi aturan.
Sleman, IDN Times – SPBU Pertamina 44.552.10, Adisucipto Yogyakarta atau SPBU di Janti yang sebelumnya ditutup lantaran mendapat sanksi dari PT Pertamina Patra Niaga, beroperasi kembali.
“Per kemarin Rabu (11/12/2024) sudah mengoperasikan yang ada di Janti punya swasta. Dioperasikan melalui PT Pertamina Retail, selaku anak perusahaan dari PT Pertamina,” ujar Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, saat konferensi pers, Kamis (12/12/2024). Sementara, tiga SPBU lainnya yang juga ditutup, belum beroperasi kembali.
1. Penggantian dispenser dan lakukan pengecekan
Brasto mengharapkan dengan mekanisme Kerja Sama Operasional (KSO) ini, maka operasional, kualitas dan kuantitas akan terjamin. “SPBU Janti juga sudah ditera sesuai dengan spesifikasi, kemudian dioperasionalkan,” tegas Brasto.
Brasto menyebut pihaknya juga mensyaratkan SPBU yang beroperasi kembali untuk dilakukan penggantian dispenser yang bermasalah. “Termasuk dalam 60 hari bisa lolos audit Pasti Pas Good,” ucapnya.
2. Beberapa SPBU masih ditutup
Brasto mengatakan untuk dua SPBU lain yang berada di dekat Tugu Yogyakarta dan di Kentungan, secara bertahap akan dioperasionalkan kembali. “Untuk yang di Ngaglik menunggu arahan pihak yang berwenang,” kata Brasto.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Kurnia Astuti menambahkan untuk SPBU di Ngaglik ditemukan alat tambahan yang diduga menyalahi aturan, saat ini Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan masih mendalami temuan tersebut. “Perlu waktu 7 – 8 bulan,” ungkapnya.
Sementara itu untuk SPBU Janti dan Kentungan tidak ditemukan alat tambahan, sehingga pihaknya mendorong untuk segera bisa beroperasi kembali. “Segera mendorong buka kembali, apalagi menjelang Nataru, konsumsi BBM masyarakat meningkat,” ujar Kurnia.
3. Pengusaha sebut akan patuhi aturan
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Aryanto Sukoco mengatakan pihaknya berkomitmen menjalankan operasional SPBU sesuai aturan yang berlaku. Diungkapkannya selama ini telah ada auditor independen yang melakukan audit.
“Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, pelayanana, takaran, fasilitas, toilet, semua dinilai. Tidak usah khawatir yang sudah mendapatkan sertifikasi pasti pas, sudah bagus. Seluruh SPBU Sleman sudah ditera,” ujarnya.
