Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kegiatan penanaman pohon di kawasan Gunung Merapi. (Dok. Istimewa)

Sleman, IDN Times - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY), memulai rehabilitasi lahan di kawasan penyangga Gunung Merapi, di Balong, Umbulharjo, Cangkringan, Rabu (3/4/2024). Ditandai penanaman pohon di lahan bekas tambang.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan, rehabilitasi lahan di atas tanah Sultan Ground dilakukan untuk mendukung pelestarian kawasan Gunung Merapi. "Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan kelestarian dan keasrian alam sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat," ujar Sri Sultan.

1. Mengembalikan kawasan lereng Merapi yang hijau dan bermanfaat bagi warga sekitar

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X (Dok. Istimewa)

Sri Sultan menekankan, tanah Sultan Ground boleh dimanfaatkan masyarakat, namun tidak untuk kegiatan pertambangan. Sultan memberikan dukungan apabila kawasan tersebut dikembalikan pada fungsi aslinya dan ditanam pohon untuk memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

"Harapan kami, Gunung Merapi bisa kembali hijau dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Semoga reboisasi ini dapat berlanjut dan dapat ditanam dan diopeni (dirawat) dengan baik," kata Sri Sultan.

2. Upaya memperbaiki ekosistem lereng Merapi

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. (Dok. Istimewa)

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan, penanaman pohon di atas tanah bekas tambang untuk memperbaiki ekosistem di lingkungan lereng Merapi. Terlebih lagi, Kawasan Gunung Merapi berfungsi menjadi daerah resapan air untuk Jawa Tengah dan DIY yang memiliki peran dalam konservasi keanekaragaman hayati.

Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2023, telah memberikan bibit tanaman penghijauan sebanyak 13.275, di antaranya 449 bibit disalurkan di Kapanewon Cangkringan. Bibit tanaman penghijauan di antaranya alpukat mentega, durian, jeruk, mangga, pule, gayam, trembesi, kelengkeng new kristal dan kelengkeng matalada.

3. Meningkatkan kondisi dan kualitas air

Kegiatan penanaman pohon di kawasan Gunung Merapi. (Dok. Istimewa)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, menyampaikan rehabilitasi penting untuk meningkatkan kondisi tata air baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas. Disamping itu, juga untuk pengendalian erosi dan sedimentasi melalui bangunan sipil teknis konservasi tanah dan air seperti gully plug dan dam penahan.

"Kita semua mengetahui tanah dan air merupakan modal utama bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, rehabilitasi sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga, perlu terus kita lakukan," ujar Kusno.

Editorial Team