Mensos Targetkan Tambahan 65 Sekolah Rakyat hingga akhir September 2025

- Sudah ada 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi
- Siswa sudah bisa beradaptasi dengan baik
- Utamakan pembentukan karakter dan budi pekerti siswa
Bantul, IDN Times - Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menargetkan tambahan 65 Sekolah Rakyat yang beroperasi hingga akhir bulan September 2025. Dengan tambahan itu, keberadaan Sekolah Rakyat akan semakin merata di seluruh Indonesia.
“Mulai dari Aceh sampai Papua sudah ada. Hampir semua provinsi tersentuh. Di sini (Bantul) kapasitasnya 200 siswa, terbesar, tapi model dan standarnya sama,” katanya saat mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas 19, Bantul, Selasa (9/9/2025).
1. Sudah ada 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi

Mensos menambahkan Sekolah Rakyat di lebih dari 100 titik di Indonesia sudah berjalan optimal meski masih menghadapi sejumlah tantangan. Kementerian Sosial bersama pemerintah daerah, kementerian/lembaga lain, hingga TNI-Polri terus melakukan sinergi untuk memperkuat penyelenggaraan pendidikan tersebut.
"Ya memang ada tantangan seperti sarana, kebutuhan wali asrama, maupun tenaga keamanan, tetapi itu bisa kami penuhi secara bertahap. Namun secara umum pelaksanaannya sudah baik sekali," terangnya.
2. Siswa sudah bisa beradaptasi dengan baik

Gus Ipul sapaan akrab Syaifullah Yusuf menjelaskan perkembangan siswa yang semula sulit beradaptasi kini mulai membaik. Para siswa sudah lebih mudah mengikuti pembelajaran berkat pendampingan intensif dari guru, wali asrama, hingga aparat yang ikut mendukung.
"Sudah mulai kerasan, sudah terbiasa dengan olahraga, disiplin dan gotong royong. Semua siswa bisa mengikuti kegiatan dengan baik," jelasnya.
3. Utamakan pembentukan karakter dan budi pekerti siswa

Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat 19 Bantul, Agus Ristanto mengatakan pada awalnya siswa memang kesulitan dalam adaptasi namun demikian setelah dua bulan kondisi mulai terkendali.
"Siswa mulai timbul rasa tanggung jawab dan perubahan paling jelas adalah kesadaran menjaga kebersihan, kedisiplinan, dan karakter positif,” katanya.
Agus menambahkan masa pengenalan lingkungan sekolah selama dua bulan bagi 200 siswa bukan hanya semata akademik tetapi yang lebih utama adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti. "Akademik bisa dikejar namun adab dan karakter itu yang utama. Siswa harus menjadi pribadi yang soleh dan solehah," ungkapnya.