Sleman, IDN Times - Pemilihan Lurah (Pilur) gelombang kedua di Kabupaten Sleman 2021 telah selesai dilakukan hari ini, Minggu (12/12/2021). Pilur susulan ini hanya diselenggarakan di dua kalurahan, yakni Sumberarum, Moyudan dan Selomartani, Kalasan.
Dari hasil perhitungan suara, diketahui pilur di Sumberarum dimenangkan oleh Sukamto, sedangkan perolehan suara di Selomartani didominasi oleh Sigit Tri Suhartoyo.
Carik Sumberarum, Moyudan, Diva Nuwari Sapta mengungkapkan, hasil perolehan suara pilur di Sumberarum adalah calon urut pertama Endro Suroso memperoleh suara sebanyak 160 atau 3,39 persen. Calon urut kedua, Amin Widodo memperoleh suara 405 atau 8,58 persen sedangkan Sugiarti, calon urut tiga memperoleh suara sebanyak 1637 atau 34,69 persen.
Selanjutnya, calon urut empat, Yunus Riswanto mendapatkan suara sebanyak 802 atau 17,00 persen. Terakhir, calon urut lima, Sukamto berhasil memperoleh suara sebanyak 1715 atau 36,34 persen dan unggul dalam pilur Sumberarum. Diketahui, sebelumnya Sukamto merupakan Dukuh Sermo, Sumberarum, Moyudan.
"Final hasilnya, dan pelantikan dilakukan di kabupaten tanggal 16 Desember 2021," ungkapnya pada Minggu (12/12/2021).
Sementara itu pilur di Selomartani, Kalasan, Sleman diikuti sebanyak lima calon. Khoirul Huda Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPKal) Selomartani menjelaskan, hasil di Selomartani yakni, calon urut pertama Anastra mendapatkan suara sebanyak 3685 suara, calon urut kedua, Joko Santoso sebanyak 32 suara. Nomor urut ketiga, Sigit Tri Suhartoyo berhasil unggul dengan perolehan 4267 suara, calon urut keempat, Sarono sebanyak 543 dan calon urut kelima Iwan Trilaksana mendapatkan 128 persen.
"Untuk kemenangan Sigit nomor urut tiga adalah seorang pengusaha," terangnya.
Huda mengungkapkan tingkat partisipasi pilur di Selomartani diikuti sekitar 89 persen warga. Dibandingkan dengan pilur sebelumnya maka tingkat partisipasi dinilai lebih bagus.
"Untuk pilur yang sekarang sudah sangat bagus, karena saya monitoring di TPS antusias warga luar biasa. Bahkan jam 11 sudah di atas 60 persen dari DPT (Daftar Pemilih Tetap)," terangnya.
Huda menjelaskan, secara keseluruhan tidak ada masalah yang berarti dalam pelaksanaan pilur dengan menggunakan e voting. Namun pemilihan sempat dihentikan karena listrik padam.
"Masalah teratasi sehingga tidak sampai mengganggu pelaksanaan. Masalah listrik, kan alatnya pakai komputer dan printer. Ketika ada listrik mati otomatis printer juga berhenti di tengah jalan, tapi hanya satu TPS saja. Solusinya tadi di tandai di TPS mana yang printernya sempat terhenti," paparnya.