Mahasiswa UMY Olah Rambut Jagung Jadi Nanospray Anti-Aging

- Rambut jagung dipilih karena kaya antioksidan dan memiliki potensi besar jika diolah dengan benar.
- Gunakan teknologi Nanostructured Lipid Carrier (NLC) agar zat aktif dapat terserap maksimal dan aman digunakan.
- Lalui uji laboratorium untuk jaminan keamanan produk nanospray anti-aging dari rambut jagung.
Bantul, IDN Times – Fluktuasi harga jagung yang sering dikelugkan petani mendorong mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan inovasi berbasis limbah pertanian. Mereka memanfaatkan rambut jagung, yang biasanya dibuang sebagai bahan dasar Nanospray Anti-Aging melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE).
Inovasi yang dilakukan Salwa Hayati Fajri, Sri Jofita Tatu, Lu’lul Aulia Saniah Syafwan, Selsi Nuryanti, dan Syahda Aulia Tamyiz, diharapkan tak hanya memberi manfaat di bidang kesehatan, tetapi juga sektor pertanian.
1. Rambut jagung dipilih karena kaya antioksidan

Salwa menjelaskan, jagung membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya untuk ditanam, namun hasil panennya sering tidak dihargai. “Kami ingin riset ini tidak hanya bermanfaat di bidang kesehatan, tetapi juga bisa membantu sektor pertanian. Rambut jagung yang sering dibuang ternyata punya potensi besar jika diolah dengan benar,” ujarnya, Senin (8/9/2025) dilansir laman resmi UMY.
Rambut jagung dipilih karena memiliki kandungan antioksidan, meski kadarnya rendah. Untuk memperkuat manfaatnya, tim menambahkan kunyit yang juga memiliki sifat antioksidan. “Rambut jagung kami jadikan sumber utama antioksidan, sementara kunyit memperkuat efeknya. Agar praktis, kami memilih bentuk nanospray supaya mudah digunakan dan dibawa ke mana saja,” jelasnya.
2. Gunakan teknologi Nanostructured Lipid Carrier (NLC)

Agar zat aktif dapat terserap maksimal, tim menerapkan teknologi Nanostructured Lipid Carrier (NLC). Sistem ini membuat kandungan antioksidan lebih mudah menembus lapisan kulit. “Dengan NLC, kandungan antioksidan dari kunyit dan rambut jagung bisa masuk lebih baik tanpa merusak struktur alaminya. Harapannya, produk ini tidak hanya praktis, tapi juga efektif dan aman digunakan,” tambahnya.
Salwa menyebutkan, tahap formulasi membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mencari konsentrasi bahan yang seimbang. “Optimasi konsentrasi adalah bagian paling menantang. Bukan karena prosesnya lama, tapi karena kami harus memastikan formula benar-benar tepat,” terangnya.
3. Lalui uji laboratorium untuk jaminan keamanan

Setelah formulasi selesai, produk menjalani berbagai uji laboratorium, mulai uji toksisitas hingga uji pH. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan sekaligus mengantisipasi kekhawatiran masyarakat terhadap potensi efek samping.
Salwa menuturkan, keberadaan uji laboratorium menjadi tahap penting agar produk tidak hanya inovatif tetapi juga layak digunakan secara luas.
Ia berharap penelitian ini bisa berlanjut hingga tahap implementasi. Selain menghasilkan produk kecantikan yang efektif, inovasi tersebut juga diharapkan memberi dampak langsung pada petani jagung.
“Semoga riset ini bisa membuka peluang ekonomi baru sehingga rambut jagung yang selama ini dianggap limbah justru bernilai tinggi,” pungkasnya.