Leptospirosis Renggut Nyawa 4 Warga Bantul

- 179 kasus leptospirosis terjadi di Bantul hingga Juli 2025, dengan 4 kematian
- Korban meninggal dunia memiliki penyakit bawaan yang memperparah kondisi akibat terpapar leptospirosis
Bantul, IDN Times - Dinas Kesehatan Bantul menyebut empat warganya meninggal dunia akibat leptospirosis. Hal ini terjadi mulai Januari hingga akhir Juli 2025. Selama tujuh bulan tersebut, juga terjadi 179 kasus.
1. 179 kasus leptospirosis hingga akhir bulan Juli 2025

Kepala Bidang P2P Dinkes Bantul, Samsu Aryanto mengatakan, dari 179 kasus leptospirosis hampir terjadi merata di seluruh Kapanewon di Bantul. Data lokasi korban yang meninggal dunia merupakan warga Kapanewon Pleret, Pajangan, Sewon dan Pandak. "Masing-masing kapanewon ada satu pasien yang meninggal dunia," katanya, Selasa (29/7/2025).
2. Diperparah dengan penyakit bawaan

Menurutnya, pasien yang dinyatakan meninggal dunia akibat leptospirosis, semuanya memiliki penyakit penyerta atau komorbid sehingga memperparah kondisi pasien.
"Jadi memang pasien itu meninggal akibat terpapar leptospirosis, dan diperparah adanya penyakit bawaan dari pasien,"ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan epidemiologi, pasien yang terpapar penyakit leptospirosis karena beraktivitas di lokasi yang digunakan sebagai sarang tikus. Korban tidak menggunakan pelindung kaki seperti sepatu atau sarung tangan.
"Korban juga memiliki luka di bagian kaki atau tangan sehingga terpapar air kencing tikus pembawa bakteri leptosipra. Ada bekerja di sawah, di gudang atau tempat lain yang merupakan sarang tikus atau tempat berkembang biak tikus," terangnya.
Lebih lanjut Samsu mengatakan, pihaknya meminta warga untuk lebih waspada dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menjaga kebersihan lingkungan demi mencegah penularan. penyakit yang disebabkan bakteri leptospira.
3. Usaha Dinkes Bantul tekan kasus leptospirosis

Untuk menekan angka kasus, Dinkes Bantul mengambil beberapa langkah strategis. Antara lain meningkatkan surveilans deteksi dini dan respon leptospirosis, memperkuat jejaring fasilitas kesehatan dalam pelaporan, investigasi, dan tata laksana kasus, meningkatkan edukasi kepada masyarakat, serta memperkuat koordinasi lintas sektor.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap gejala leptospirosis seperti demam mendadak, sakit kepala, tubuh lemah, mata memerah, kulit tampak kekuningan, serta nyeri otot betis.
“Kalau mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat supaya cepat ditangani,” pungkasnya.