Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keluarga Tak Percaya Diplomat Muda Arya Daru Bunuh Diri

WhatsApp Image 2025-07-29 at 8.24.05 PM.jpeg
Meta Bagus, kakak ipar diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Polisi temukan aktivitas konsultasi Daru ke badan amal terkait tekanan emosional dan kecenderungan bunuh diri
  • Keluarga menyatakan Daru tidak pernah cerita mengenai beban kerja yang memicu depresi

Bantul, IDN Times -Keluarga Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) memberikan respons terkait pernyataan kepolisian soal penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

kakak ipar Daru, Meta Bagus, mengaku tidak percaya saudaranya meninggal karena bunuh diri. "Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu," ujar kakak ipar Daru, Meta Bagus, saat ditemui di rumahnya, Selasa (29/7/2025).

1. Temuan polisi soal konsultasi Daru ke badan amal

WhatsApp Image 2025-07-29 at 4.08.13 PM.jpeg
Konferensi pers terkait kasus kematian Diplomat Muda Kemlu, Arya Daru Pangayunan, di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Polda Metro Jaya sebelumnya menyebut, berdasarkan penelusuran terhadap perangkat milik Daru, ditemukan aktivitas pengiriman email ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan bagi individu dengan tekanan emosional, perasaan putus asa, dan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.

Untuk yang satu ini, Bagus enggan berkomentar panjang lebar. Ia merasa itu ranah pribadi.

"Namanya kita konsultasi ya mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apapun itu, saya rasa itu kan merupakan hal pribadi ya. Jadi saya tidak bisa, kami tidak mengomentari yang itu," kata Daru.

2. Tak pernah cerita beban kerja

WhatsApp Image 2025-07-09 at 7.09.24 PM.jpeg
Arya Daru Pangayunan alias ADP (39), diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia yang ditemukan tewas dalam kondisi wajah terlakban dimakamkan di Kabupaten Bantul, pada Rabu (9/7/2025). (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Bagus menambahkan Daru tak pernah bercerita mengenai beban kerja yang mengarah atau memicu depresi selama mengenalnya.

"Perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja itu pasti ada beban. Dan kan pasti ada juga berbagai macam halnya," ucap Bagus.

"Hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada, kurang lebih seperti itu," katanya.

3. Ingin lompat dari gedung tinggi

78289658-0351-4438-9268-8E139BCAF069.jpeg
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Polisi mengungkapkan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru pernah mengungkapkan keinginan untuk lompat dari gedung tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat polisi menyimpulkan bahwa kematiannya adalah sebagai kasus bunuh diri.

Arya Daru ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Gondia International Guesthouse, Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa 8 Juli 2025. Wajah Arya Daru tertutup plastik yang dililit lakban kuning.

"Tapi di informasi, di email tahun 2021 itu pada intinya korban sempat bercerita ketika melihat gedung tinggi ingin mencari cara untuk loncat dari atas. Kemudian kalau melihat pantai, ingin menenggelamkan diri," kata anggota tim digital forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Dari penyidikan polisi diketahui, perangkat milik Arya Daru pertama kali aktif pada 29 Juni 2019 dan terakhir digunakan untuk komunikasi pada 21 September 2022. Dari penelusuran terhadap perangkat tersebut, ditemukan aktivitas pengiriman email ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan bagi individu dengan tekanan emosional, perasaan putus asa, dan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri.

“Dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa, termasuk yang dapat menyebabkan bunuh diri,” kata dia.

Lebih lanjut, ditemukan dua periode pengiriman email pada Juni hingga Juli 2013 yang menceritakan soal keinginan mengakhiri hidup.

"Kemudian di segmen tahun 2021, dimulai dari September 2021 sampai dengan Oktober 2021 ada sembilan segmen. Pengiriman sebanyak sembilan segmen intinya adalah sama, ada niat yang makin kuat untuk melakukan bunuh diri, karena problem yang dihadapi,” paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us