Nelayan Gunungkidul Terpukul Harga Baru BBM

Biaya melaut mahal, belum tentu dapat ikan

Bantul, IDN Times - ‎Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite memukul nelayan di Pantai Gunungkidul. Sekali melaut, mereka harus mengeluarkan biaya ratusan ribu untuk membeli BBM. Padahal, mereka belum tentu membawa pulang hasil tangkapan ikan.

1. Harga bensin campur Rp12 ribu–Rp 14 ribu‎ per liter

Nelayan Gunungkidul Terpukul Harga Baru BBMIlustrasi nelayan memperbaiki jaring. (IDN Times/Daruwaskita)

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto, mengatakan sekali melaut, sebuah kapal minimal mengeluarkan uang Rp150 ribu--Rp200 ribu untuk membeli BBM jenis pertalite. Sedangkan harga BBM campur untuk mesin 2-tak mencapai Rp12 ribu--Rp 14 ribu per liter nya.

"Kalau operasi menangkap ikan di sekitar selatan laut Gunungkidul biaya untuk BBM sekitar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu, namun jika sampai laut selatan Bantul bisa mencapai Rp 450 ribu," ujarnya, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga: Harga BBM Naik, Sektor Pariwisata di Gunungkidul Kena Imbasnya

2. Sebagian besar nelayan Gunungkidul memakai pertalite‎

Nelayan Gunungkidul Terpukul Harga Baru BBMIlustrasi nelayan Pansela Jogja.(IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Rujimanto, hampir seluruh nelayan di Pantai Baron menggunakan BBM jenis pertalite. Sedangkan untuk BBM jenis bio solar digunakan untuk perahu berukuran besar yang biasa beroperasi di Dermaga Sadeng.

"Kalau perahu tempel sekali melaut bisa menghabiskan 15-20 liter BBM campur," ungkapnya.

Meski harga BBM naik dan belum tentu mendapatkan hasil, kata dia, nelayan tetap melaut sebab hanya dari hasil tangkapan ikan bisa untuk makan.

"Kalau ndak dapat tangkapan itu biasa, lain hari turun melaut lagi," ungkapnya.

3. BBM naik, harga ikan dari nelayan tidak ikut naik

Nelayan Gunungkidul Terpukul Harga Baru BBMIlustrasi nelayan Pansela Jogja (IDN Times/Daruwaskita)

Rujimanto menjelaskan, kebiasaan nelayan yang langsung menjual tangkapan usai melaut tanpa menyimpannya, menyebabkan nelayan tetap harus melaut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Toh, kalau ikan tangkapan disimpan maka harganya juga turun," terangnya.

Lebih jauh, Rujimanto mengatakan harga ikan tangkapan nelayan tidak mengalami kenaikan meski harga BBM naik. Namun, harga jual ikan di pasar sudah naik karena biaya transportasi naik.

"Sayangnya harga ikan dari nelayan oleh pedagang dibeli dengan harga yang relatif sama," tandasnya.‎ 

Baca Juga: Aksi Demo ARAK Diwarnai Pembakaran Jas Almamater UGM

Hironymus Daruwaskita Photo Community Writer Hironymus Daruwaskita

Main sambil kerja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya