3 Kawasan Kumuh di Kota Jogja Mulai Ditata

Sebagian besar berada di bantaran sungai

Intinya Sih...

  • Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya mengurangi kawasan kumuh, menyasar di tiga wilayah pada tahun 2024.
  • Penataan kawasan kumuh di Terban, Prenggan, dan Pringgokusuman menggunakan dana APBN dan APBD.
  • Penataan dilakukan dengan peremajaan rumah warga yang mepet di atas bantaran sungai serta pembangunan sanitasi.

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta setiap tahun berupaya mengurangi kawasan kumuh. Pada tahun 2024 penataan kawasan kumuh menyasar di tiga wilayah. Penataan kawasan kumuh itu sebagian besar berada di bantaran sungai berupa penataan permukiman, talut, jalan lingkungan, saluran air hujan dan sanitasi.

"Penataan kawasan kumuh tahun ini di Terban, Prenggan dan Pringgokusuman," kata Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta, Sigit Setiawan, beberapa waktu lalu.

1. Penataan di Terban mulai dari permukiman hingga IPAL komunal

3 Kawasan Kumuh di Kota Jogja Mulai DitataGambar 3 dimensi desain permukiman dari penataan kawasan kumuh di Terban. (Dok. Istimewa)

Sigit menyatakan penataan kawasan kumuh di Terban tepatnya di wilayah RW 1 di timur Jembatan Sardjito berupa permukiman, talut, jalan inspeksi atau lingkungan, saluran air hujan dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. Penataan kawasan kumuh di Terban menggunakan dana APBN dari Dana Alokasi Khusus sekitar Rp4 miliar dan APBD sekitar Rp8 miliar. "Penataan ini masuk program penataan permukiman kumuh terpadu. Makanya masuk semua dari dana pusat dan APBD keroyokan sehingga langsung terlihat hasilnya," ujar Sigit.

Penataan kawasan kumuh di Terban masuk dalam 10 paket strategis Pemkot Yogyakarta tahun 2024 karena skalanya besar. Pihaknya mengakui penataan kawasan kumuh di Terban menggunakan dana cukup besar karena ada konsolidasi lahan untuk penataan permukiman. Penataan permukiman dengan konsolidasi lahan atau peremajaan itu, rumah warga yang mepet di atas bantaran sungai dimundurkan rata-rata 8-10 meter. Permukiman di Terban yang akan ditata itu dihuni sekitar 20 kepala keluarga (KK).

"Rumahnya dirobohkan semua, nanti dibangun baru. Dengan metode konsolidasi atau peremajaan itu kami punya tagline penataan Mahananni yaitu perumahan dan permukiman layak huni. Mahananni itu dalam bahasa Jawa artinya menjadi sebab selanjutnya, sehingga diharapkan dengan perumahan dan permukiman layak huni menyebabkan kampung menjadi lebih nyaman," terang Sigit.

Dia menjelaskan konsep penataan kumuh di Terban dilakukan dengan cara menata bagan-bagan tanah yang selama ini tersebar tak beraturan digeser menjauh dari sungai. Lalu dibangun rumah deret. Rumah warga terdampak akan dibangun lagi dengan luasan yang sama seperti sebelumnya tapi dengan dua lantai. Misalnya sebelumnya luas tanahnya 60 meter persegi maka setelah penataan mendapat 30 persegi dengan bangunan rumah dua lantai sehingga luasannya tetap sama. Sisa lahan akan digunakan untuk hunian bagi warga, yang sebelumnya rumahnya mepet sungai. "Tahapan penataan kawasan kumuh di Terban sudah mulai pembongkaran rumah warga. Ada biaya kos (untuk tempat tinggal sementara) Rp500.000 per bulan selama enam bulan,” tuturnya.

2. Pembangunan sanitasi di Prenggan

3 Kawasan Kumuh di Kota Jogja Mulai DitataSalah satu rumah warga yang berada di atas bantaran Sungai Code kondisinya mulai dibongkar untuk penataan kawasan kumuh (Dok. Istimewa)

Sedangkan penataan kawasan kumuh di Prenggan ada di wilayah RW 1 berupa pembangunan sanitasi. Sigit menyebut pembangunan sanitasi di Prenggan itu menggunakan dana APBD sekitar Rp1 miliar.

"Konsep penataan kawasan kumuh di Prenggan juga akan memundurkan permukiman sekitar 3 meter, tapi untuk saat ini penataan belum menyentuh permukiman," kata Sigit.

Baca Juga: Sri Sultan Minta Kabupaten Perlu Kesempatan Belajar Kelola Sampah

3. Sosialisasi penataan di Pringgokusuman telah dilakukan

3 Kawasan Kumuh di Kota Jogja Mulai Ditatailustrasi pembangunan (freepik.com)

Penataan kawasan kumuh di Pringgokusuman berupa penataan permukiman dengan dana sekitar Rp1,5 miliar dan sanitasi sekitar Rp1,25 miliar. Sigit mengutarakan penataan juga dilakukan dengan konsolidasi tanah dengan menata bagan-bagan tanah. Kawasan kumuh di Pringgokusuman itu dihuni sekitar 11 KK. Pihaknya menegaskan sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat yang rumahnya terdampak terkait penataan kawasan kumuh di Terban, Prenggan dan Pringgokusuman.

"Yang Pringgokusuman tahapan pekerjaan, baru kontrak (paket pekerjaan) awal Mei ini. Permukiman warga di bantaran sungai yang ditata itu, tanahnya semua Sultan Ground. Yang di Pringgokusuman dan Terban," imbuh Sigit.

Secara terpisah, salah satu warga Terban yang rumahnya masuk penataan kawasan kumuh, Wahono, berharap penataan bisa cepat selesai. Setelah rumahnya dibongkar, dia dan keluarganya sementara tinggal di rumah susun sewa (Rusunawa) Gemawang. Dia sudah menerima dana Rp500 ribu bulan selama 6 bulan dari Pemkot Yogyakarta terkait penataan kawasan kumuh untuk menyewa rusunawa.

"Ya semoga bisa cepat selesai. Jadi warga senang dan tenang. Rumah yang jelek jadi bagus. Nanti dibangun rumah lagi jadi lantai dua," ucap Wahono.

Baca Juga: Tertimpa Bangunan Rumah, Pekerja Bangunan di Yogyakarta Meninggal

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya