Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hasil Penelitian UGM, Gua di Gunungkidul Tak Ganggu Pembangunan JJLS

ilustrasi gua stalaktit (pexels.com/skitterphoto)

Sleman, IDN Times - Peneliti Laboratorium Geofisika Eksplorasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Saptono Budi Samodra memastikan temuan gua di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, tidak akan membahayakan proyek tersebut.

Menurut Saptono, kesimpulan itu didasarkan hasil penelitian menggunakan metode georadar dan geolistrik selama hampir sepekan di kawasan temuan gua.

 

1. Kategori fitur karst yang wajib dilindungi

Penemuan gua bawah tanah ada di Desa Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul pada 15 Oktober 2024, di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), (ugm.ac.id)

Berdasarkan hasil pemetaan, gua yang ditemukan pada 15 Oktober 2024 itu memiliki dimensi luas 497,57 meter persegi, panjang 35,55 meter, dan lebar 22,86 meter. Gua dengan ornamen aktif tersebut, termasuk dalam kategori fitur karst yang wajib dilindungi.

"Geolistrik hanya dua, satunya di atas gua persis, kemudian yang satu ada di badan jalannya di sebelah gua. Untuk georadar kami lakukan di sembilan lintasan," jelas Saptono, dikutip Antara, Kamis (14/11/2024).

Karena termasuk jenis gua freatik, gua tersebut dipastikan tidak memiliki terusan rongga ke wilayah lain, termasuk di area bawah proyek JJLS. "Hasil dari kajian kami, di sepanjang bawah lintasannya (proyek JJLS) itu nggak ketemu ada rongga yang besar. Tipe guanya, gua freatik yang hanya setempat-setempat," kata dia.

2. Pembangunan JJLS sekitar gua bisa dilanjutkan

Pembuatan JJLS di Kecamatan Girisubo, Gunungkidul di tahun 2019. IDN Times/febriana sinta

Menurut Saptono, hasil penelitian merekomendasikan pembangunan JJLS di sekitar gua tetap bisa dilanjutkan, namun antara gua dan proyek JJLS perlu diberikan jarak aman lantaran ada bagian kecil lorong gua yang mengarah ke luar tebing, menuju rencana bahu JJLS dengan dimensi lebar 5 meter, tinggi 0,4 meter, dan panjang 6 meter ke arah tenggara pada sudut kemiringan 45 derajat.

"Jarak aman atau buffer minimal dua meter dari dinding terluar gua," ujar dia.

3. Miliki ornamen gua terbaik di Gunungkidul

Pembuatan JJLS di Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. (IDN Times/Febriana Sinta)

Sementara itu Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi UGM, Prof Eko Haryono yang terlibat dalam penelitian menyebutkan, temuan gua karst tersebut memiliki ornamen gua terbaik di Kabupaten Gunungkidul.

Gua termasuk tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif, sehingga potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang bersifat terbatas. Meski begitu pembukaan gua untuk wisatawan masih harus didahului dengan penelitian untuk mengukur daya dukung gua.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us