Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gua Ditemukan di Proyek JJLS Gunungkidul Ini Saran Pakar UGM

Pembangunan JJLS di Kecamatan Girisubo, Gunungkidul di tahun 2019. (IDN Times/Febriana Sinta)
Intinya sih...
  • Guru Besar Fakultas Geografi UGM merekomendasikan survei geofisika untuk deteksi gua di sekitar proyek JJLS.
  • Eko Haryono memperingatkan potensi ambles atau penurunan tanah jika gua di bawah permukaan proyek tidak terdeteksi.
  • Pembentukan gua di daerah karst seperti Gunungkidul adalah hal biasa dan masih banyak gua yang belum terpetakan di wilayah tersebut.

Sleman, IDN Times - Sebuah gua ditemukan di lokasi proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul.

Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Eko Haryono merekomendasikan survei geofisika untuk mendeteksi kondisi bawah permukaan di sekitar gua yang ditemukan. Hal itu mengingat temuan gua berlokasi di kawasan proyek JJLS.

"Perlu 'scanning' (pemindaian) dengan metode geofisika untuk mengetahui apakah di bawah jalan juga ada fenomena atau keberadaan gua yang lain," ujarnya, Kamis (17/10/2024).

1. Bisa picu jalan ambles

Pembuatan JJLS di Kecamatan Girisubo, Gunungkidul di tahun 2019. IDN Times/febriana sinta

Eko Haryono menjelaskan apabila masih ada lorong-lorong gua di bawah permukaan proyek JJLS, akan berpotensi memicu ambles atau penurunan tanah (land subsidence) di kawasan itu.

"Karena memungkinkan terjadi 'subsidence' atau guanya runtuh maka jalan jadi tidak stabil. Intinya perlu dilakukan pemetaan gua, terus dilihat guanya terkoneksi dengan (gua) yang lain atau tidak," ujar dia dikutip Antara. 

Menurut Eko, pembentukan gua di daerah karst atau batuan gamping seperti di wilayah Gunungkidul merupakan hal biasa.

Pasalnya, di kawasan semacam itu selalu terjadi proses pelarutan batu kapur yang memungkinkan membentuk bukit-bukit atau gua-gua di bawah permukaan. "Semua kawasan karst di manapun selalu ditandai oleh keberadaan gua-gua," tutur dia.

Karena itu, Eko memperkirakan masih ada banyak gua yang mungkin belum terpetakan di kawasan itu.

2. Karakteristik gua akan ditelusuri

ilustrasi gua stalaktit (pexels.com/skitterphoto)

Eko menambahkan penemuan mulut gua di permukaan, lanjut Eko, biasanya dipicu berbagai faktor, salah satunya terpotong oleh lembah atau tebing yang terbentuk secara alamiah, atau karena kegiatan manusia, termasuk aktivitas pembangunan JJLS tersebut.

Ia menyatakan bakal melakukan pemetaan dan penelusuran terkait karakteristik gua itu bersama pemerintah kabupaten setempat. "Kami akan melakukan pemetaan dan penelususran apakah gua itu terkoneksi satu sama lain atau mungkin hanya 'chamber' atau ruangan yang tersendiri," ujar Eko yang memiliki kepakaran di bidang ilmu geomorfologi.

3. Gua akan diteliti

Gedung Balairung UGM (Instagram.com/ugm.yogyakarta)

Eko mengungkapkan penelitian yang rencananya dilakukan pada November 2024 itu, termasuk untuk memetakan daya dukung gua manakala kelak difungsikan sebagai destinasi wisata.

"Daya dukungnya seperti apa, bisa dimasuki berapa orang, terus sirkulasi udaranya bagaimana. Itu perlu dilakukan penelitian," ujar dia.

Jika melihat dari video maupun foto yang beredar, Eko menilai gua tersebut memiliki stalaktit dan stalagmit yang masih aktif dan indah. Karena itu, ia mengapresiasi langkah Pemkab Gunungkidul yang segera menutup sementara temuan gua tersebut untuk melindungi dari risiko kerusakan sehingga dapat diteliti lebih lanjut.

"Masyarakat tidak perlu mengambil stalagmit di gua karena tidak laku dijual. Selain lunak juga bukan kategori batu mulia," jelas Eko Haryono.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us