Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gua di Jalur JJLS Memiliki Ornamen Terbaik di Wilayah Gunungkidul

Gedung Balairung UGM (Instagram.com/ugm.yogyakarta)
Intinya sih...
  • Pembentukan gua terjadi seratus ribu tahun lebihMenurut Prof Eko, proses pembentukan gua freatik tersebut diperkirakan telah berlangsung selama seratus ribu tahun lebih. Gua tersebut terbentuk di dekat muka air tanah dan memiliki stalaktit dan stalagmit.
  • Gua berpotensi dikembangkan jadi destinasi wisataStalaktit pada gua terbentuk akibat tetesan dari larutan batuan kapur yang berada di atas gua. Eko menilai gua tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kendati harus diikuti dengan penelitian lebih lanjut.

Gunungkidul, IDN Times - Sebuah gua dengan stalaktit dan stalagmit ditemukan di lokasi pengerjaan proyek Jalur Jalan Lintas Selatan atau JJLS di wilayah Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, pada 15 Oktober 2024.

Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Eko Haryono menyebut, temuan gua di lokasi pembangunan JJLS memiliki ornamen gua terbaik di wilayah itu. Eko menuturkan berdasarkan hasil penelitian, gua tersebut termasuk gua tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif. "Intinya dia lengkap ornamennya. Paling bagus itu di Gunungkidul," ujar Eko, Senin (11/11/2024).

1. Pembentukan gua terjadi seratus ribu tahun lebih

ilustrasi gua stalaktit (pexels.com/skitterphoto)

Menurut Eko, proses pembentukan gua freatik tersebut diperkirakan telah berlangsung selama seratus ribu tahun lebih. Gua tersebut, kata dia, terbentuk di dekat muka air tanah. Aliran air dari permukaan kemudian membentuk rongga pada batuan secara terus-menerus dan diikuti dengan pembentukan stalagmit.
"Air tanah yang jauh di bawah kemudian terangkat dan stalagmitnya tumbuh," ujarnya dikutip Antara.

2. Gua berpotensi dikembangkan jadi destinasi wisata

Pembuatan JJLS di Kecamatan Girisubo, Gunungkidul di tahun 2019. IDN Times/febriana sinta

Eko menambahkan untuk stalaktit pada gua tersebut terbentuk akibat tetesan dari larutan batuan kapur yang berada di atas gua. "Batuan di atasnya mudah larut kemudian masuk gua, menetes, CO2-nya lepas terus terjadi 'presipitasi' jadi banyak ornamen guanya," jelasnya.

Eko menilai gua tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kendati harus diikuti dengan penelitian lebih lanjut terkait daya dukung gua.
"Itu potensial untuk wisata tetapi nanti perencanaan wisatanya yang seperti apa itu perlu dilihat daya dukungannya," katanya.

3. Gua dibuka terbatas untuk wisatawan

ilustrasi wisata gua bawah tanah (unsplash.com/Joshua Sortino)

Eko berpendapat untuk menghindarkan dari ancaman kerusakan, stalaktit dan stalagmit gua dilengkapi dengan pelindung kaca. Selain itu, hanya dibuka secara terbatas bagi wisatawan.

"Saat ini gua ditutup sementara. Nanti kalau ingin dijadikan objek wisata terbatas, bisa dibuka untuk dilakukan penelitian daya dukung gua," ujar dia.
Mengutip laman resmi Pemkab Gunungkidul, selama ini tercatat sebanyak 119 gua karst ditemukan di kabupaten itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us