Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengikuti kirab 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta. (Dok/Istimewa)
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah melalui Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, secara resmi menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 162/M/2025 tentang Hari Kebudayaan.
Dalam keputusan tersebut, Fadli Zon menegaskan pentingnya pengakuan nasional terhadap kebudayaan Indonesia sebagai fondasi dan instrumen strategis dalam pembangunan karakter bangsa. "Menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan," tulis keputusan tersebut dikutip, Minggu (13/7/2025).
Fadli Zon menerangkan keputusan tersebut berdasarkan pada perlunya pelestarian dan pemajuan kebudayaan dilaksanakan untuk memantapkan peran dan posisi Indonesia dalam memengaruhi arah perkembangan peradaban dunia untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
"Bahwa pengakuan secara nasional terhadap kebudayaan nasional Indonesia perlu ditetapkan Hari Kebudayaan," katanya.
Sementara, Nano Asmorodono, maestro seni ketoprak asal DIY yang juga salah seorang inisiator HKN yang tergabung dalam Tim Garuda Sembilan Plus, tanggal tersebut merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 yang ditandatangani oleh Presiden Sukarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo pada 17 Oktober 1951.
Dalam peraturan itu, pemerintah menetapkan Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara Indonesia, dengan identitas bangsa melalui semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika' yang berarti 'berbeda-beda tapi tetap satu'. Bagi tim, semboyan ini menegaskan persatuan dalam keberagaman. Realitas geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau melukiskan keragaman suku, budaya, dan bahasa di Tanah Air.
Nano mengatakan jika ia sama sekali tak tahu kapan hari ulang tahun Prabowo Subianto. Kesamaan hari yang dipersoalkan banyak pihak, menurut Nano, hanyalah sebuah kebetulan saja.
Dirinya juga mengklaim bukan orang-orang di barisan Prabowo. Sebagai bukti, dia mencoblos Ganjar Pranowo saat Pilpres 2024 kemarin.
"Kalau itu bertepatan dengan lahirnya Pak Prabowo, saya malah nggak tau aku nggak tau, aku nggak ngerti lahirnya Pak Prabowo kapan, lahirnya Pak Jokowi kapan," imbuh Nano.