Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ayah Diplomat Arya Daru Minta Bantuan Prabowo Usut Kematian Putranya

Ayah Diplomat Kemlu Arya Daru, Subaryono (tengah) bersama kuasa hukum keluarga.jpeg
Ayah Diplomat Kemlu Arya Daru, Subaryono (tengah) bersama kuasa hukum keluarga. (IDN TImes/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Ayah Daru berharap misteri segera terungkap, memohon bantuan kepada petinggi negara, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto.
  • Pihak keluarga meminta Mabes Polri ambil alih kasus kematian Arya Daru yang masih jadi misteri menurut mereka.
  • Keluarga meminta proses rekonstruksi dan otopsi ulang atas banyak kejanggalan di TKP kos tempat kematian Arya Daru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Subaryono, ayah kandung diplomat muda Kemlu, mendiang Arya Daru Pangayunan, meminta bantuan kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk membantu mengusut misteri kematian putranya semata wayangnya.

Pria berusia 71 tahun itu pun mengungkap bahwa ia dan istri benar-benar terpukul. Kondisi sang istri atau ibunda dari Daru juga belum memungkinkan pascaoperasi kanker usus.

"Inilah kami merasakan pada posisi yang sangat lemah dan menghadapi situasi yang sangat sulit. Dan ini adalah menyangkut saya sebagai ASN, anak saya sebagai ASN, maka kami mohon pada pimpinan negara ini, kami mohon kepada yang terhormat Bapak Presiden RI Prabowo Subianto," kata Subaryono dalam sesi jumpa pers di sebuah kafe di Kota Yogyakarta, Sabtu (24/8/2025) petang.

1. Ayah Daru berharap misteri segera terungkap

Subaryono yang merupakan pensiunan dosen juga bekas kepala salah satu departemen di UGM ini muncul pertama kali di hadapan publik setelah 40 hari lebih sejak jenazah Daru ditemukan awal 8 Juli lalu. Dengan kondisi fisiknya semakin renta, dia memohon bantuan kepada petinggi negara, termasuk bahkan Presiden RI, Prabowo Subianto untuk ikut mendorong demi adanya kejelasan dalam misteri kematian Daru.

"Kami mohon dengan rendah hati, setulus-tulusnya, kami mohon bapak bisa meginstruksikan, bisa menyampaikan, kepada Kapolri, kepada Panglima TNI, kepada menteri luar negeti, supaya segera bisa menjelaskan kepada kami misteri yang terjadi pada anak kami," sambungnya.

Subaryono bilang, ia dan istri benar-benar tak berdaya menghadapi derasnya arus informasi beredar soal Daru yang ia sendiri tak bisa pastikan kebenarannya. Dia cuma berharap agar misteri bisa segera terungkap dan almarhum putranya bersama keluarga bisa mendapatkan keadilan.

"Yang saya tahu bahwa Daru di mata kami, sepengetahuan kami dia pribadi yang mandiri, bertanggungjawab, dengan keluarga, orangtua, masyarakat, dan tentu saja dengan tempat dia bekerja," tuturnya.

2. Minta Mabes Polri ambil alih kasus

Pihak keluarga juga meminta Mabes Polri mengambil alih penyelidikan kasus kematian mendiang Arya Daru yang kini ditangani oleh Polda Metro Jaya.

"Kami akan meminta Mabes Polri untuk mengambil alih kasus ini, supaya Mabes Polri bisa lebih komprehensif dalam mengungkap misteri dari meninggalnya almarhum ini," kata Penasihat Hukum keluarga Daru, Nicholay Aprilindo.

Nicholay menuturkan, tanpa ada tendensi apa pun atau kepada siapa pun, pihaknya meminta polisi membuat terang kasus kematian Daru yang mereka anggap masih jadi misteri ini.

Hasil lidik Polri pada akhir Juli 2025 lalu bagi pihaknya bertentangan dengan berbagai alasan yang dianggap logis oleh keluarga. Seperti Daru yang telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk berangkat sekeluarga ke Finlandia, hingga kondisi psikis atau kepribadian almarhum itu sendiri.

"Sehingga ada kepastian hukum bagi keluarga, ada pemenuhan hak asasi manusia bagi keluarga dan almarhum, dan pemenuhan kemanusiaan bagi keluarga dan almarhum," ujar Nicholay.

3. Rekonstruksi dan otopsi ulang

Nicholay juga menyebut keluarga melihat banyak kejanggalan di TKP kos seperti jendela yang begitu mudahnya dibuka, sekalipun dengan cara dicongkel; pergeseran sudut CCTV; kebiasaan Daru yang tak pernah mematikan lampu kamar mandi.

Lalu, temuan kandungan klorfeniramin atau CTM yang tak pernah dijelaskan bagaimana cara masuk ke tubuhnya atau berapa kadarnya, juga kondisi jasad dengan wajah tertutup plastik serta terlilit lakban secara rapi.

Oleh karenanya, kata Nicholay, pihak keluarga meminta proses rekonstruksi dan otopsi agar diulang.

"Keluarga sampai sekarang masih mempertanyakan statemen atau rilis Polda Metro Jaya atas kematian almarhum yang katanya tidak ada pihak lain, dan tidak ada tindak pidana," ujar Nicholay.

"Sejauh mana fakta-fakta empiris yang didapat sehingga dapat menyimpulkan hal sedemikian rupa, karena penyelidikan belum tuntas tapi sudah dikeluarkan rilis sedemikian rupa," sambungnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us