TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Pekerja Film di DIY Terima Jatah Vaksinasi COVID-19

Bu Tejo ikutan divaksinasi

Siti Fauziah "Bu Tejo" ikut divaksinasi. IDN Times/Tunggul Damarjati

Bantul, IDN Times - Tak kurang dari 1.056 pelaku perfilman di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerima vaksinasi COVID-19 di Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul, DIY, Rabu (7/4/2021).

Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih menerangkan jika pekerja perfilman ini diikutsertakan ke dalam vaksinasi kategori pelayanan publik.

Pasalnya, industri perfilman memiliki peran mengangkat pariwisata yang jadi jantung bagi Yogyakarta atau DIY.

"Pekerja film ini banyak berinteraksi dan di antara mereka ini kan kita tidak tahu apa yang terjadi," kata Berty di JEC.

Baca Juga: Ribuan Pelaku Wisata di Sleman Divaksinasi Massal secara Drive-Thru

1. Bermula dari usulan ke Jokowi

Sutradara Hanung Bramantyo turut menerima vaksinasi COVID-19. IDN Times/Tunggul Damarjati

Sutradara kenamaan Hanung Bramantyo menyebut ada 1.056 pelaku perfilman yang terdaftar dalam vaksinasi di JEC kali ini. Terdiri dari pemeran, ekstra, kru, beserta keluarga mereka.

"Ada sekitar 2.500 pekerja film, driver, extras, sama keluarganya awalnya. Tapi setelah didata dan diregistrasi ulang terkumpul 1.056 orang saja," ungkap Hanung di JEC.

Hanung mengatakan, sebelumnya memang ada vaksinasi massal bagi pekerja seni di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Kasihan, Bantul, Rabu (10/3/2021). Hanya saja yang ikut serta saat itu hanya pemain film yang notabene merupakan pegiat teater saja.

"Tapi yang murni pemain dan kru film tidak ada," kata sutradara film Gatotkaca itu.

Akhirnya, ia mengusulkan agar pelaku perfilman lain bisa memperoleh jatah vaksin COVID-19. Usulan ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kebetulan meninjau vaksinasi di PSBK Maret lalu.

Jokowi mengiyakan usulan Hanung. Didampingi para pengurus Paguyuban Film Yogyakarta dan Komisi Film Daerah, Hanung meneruskan restu dari presiden ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Ngarsa Dalem (Sultan) meminta data secara komplit. Semoga apa yang sudah dilakukan ini bisa disambut baik oleh teman-teman semua," ujarnya.

2. Kembalikan kepercayaan diri pelaku perfilman

Pekerja film di Yogyakarta menerima vaksinasi COVID-19 di JEC, Banguntapan, Bantul, Rabu (7/4/2021). IDN Times/Tunggul Damarjati

Kepada Hanung, Jokowi berujar bahwa vaksinasi merupakan jalan satu-satunya mengembalikan kepercayaan diri para pekerja film untuk bisa berkecimpung di dunia perfilman lagi. Sutradara kelahiran Yogyakarta 45 tahun lalu itu pun sepakat.

"Setidaknya kita ada imunitas dan ternyata kepercayaan diri itu menciptakan imunitas. Kepercayaan diri untuk syuting, untuk bersinggungan dengan ekstras, pemain film yang lain dari luar daerah," tuturnya.

Walau harus diakuinya jika vaksinasi ini juga bukan jaminan seratus persen terbebas dari paparan COVID-19.

"Selama pandemi ini kita tetap syuting, nekat berhadapan dengan sesuatu yang tidak kelihatan (COVID-19). Nah, setelah divaksin ini kan paling tidak ada rasa aman," katanya.

3. Ribetnya syuting saat pandemi

Pekerja film di DIY menerima Pekerja film di Yogyakarta menerima vaksinasi COVID-19 di Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul, Rabu (7/4/2021). IDN Times/Tunggul Damarjati

Suami Zaskia Adya Mecca itu mengatakan, industri perfilman benar-benar terpukul selama masa pandemi ini. Hampir bisa dikata mati.

Sebelum masa pandemi, per tahun setidaknya para sineas mampu memproduksi sampai 60 judul film lokal yang siap tayang. Namun, kala COVID-19 menerjang, jumlahnya nyaris nol.

"Kecuali kita mengerjakan sisa-sisa yang sudah pernah diinisiasi sebelum pandemi," imbuh Hanung.

Sementara melanjutkan proyek setengah jalan juga bukan perkara sipil. Ada harga yang harus dibayar. Pertama, terjadi pembengkakkan anggaran akibat diterapkannya wajib tes PCR atau antigen tiap sebelum proses syuting bergulir.

"Rapid antigen Rp200 ribu dikalikan 200-300 kru. Lumayan kan?" sambungnya.

Belum lagi soal perubahan skenario demi menyesuaikan protokol kesehatan. Semisal, lokasi pengambilan gambar yang tadinya di kawasan publik diubah menjadi di hutan. Tujuannya, meminimalisir interaksi atau kontak dengan orang-orang sekitar area syuting.

"Harus ada penyesuaian dan itu pasti menambah budget," keluhnya.

Vaksinasi untuk itu diharapkan mampu menggugurkan hal-hal yang dikeluhkan tersebut. Kehidupan perfilman normal kembali dan para penikmat film mulai berdatangan ke bioskop yang sudah beroperasi dengan menerapkan segenap protokol kesehatan. Termasuk, pembatasan kapasitas.

"Apa yang sudah kita lakukan ini mengkampanyekan kepada masyarakat, bahwa orang film sudah divaksin. Mari menonton dengan aman," tutupnya.

Baca Juga: Tarian 'Petruk Divaksin', Simbol Kegembiraan Rakyat Sambut Vaksinasi

Berita Terkini Lainnya