TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Guru Besar UGM yang Jadi Pasien Positif Corona Kedua di DIY

Disampaikan UGM atas persetujuan keluarga pasien

Jumpa pers di Ruang Bulat, Gedung Administrasi Pusat RSUP Dr Sardjito. IDN Times/Tunggul Damarjati

Sleman, IDN Times - Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengumumkan salah seorang guru besarnya yang positif terjangkit virus corona atau COVID-19.

Pasien tersebut berinisial ID, Guru Besar Farmakologi UGM. Pihak kampus sebelumnya sengaja mengungkap identitas pasien guna mempermudah tracing atau pelacakan persebaran COVID-19 dan supaya mereka yang sempat ada kontak dengannya bisa segera melakukan pemeriksaan awal.

Tentu, langkah itu didasari atas persetujuan keluarga yang turut mempertimbangkan keselamatan kolega serta kerabat ID.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna Poerwoko Sugarda di sisi lain turut mengungkap beberapa informasi yang menurut pihak kampus dan keluarga pasien layak diketahui terkait pasien positif corona nomor 2 di DIY ini.

Baca Juga: Salah Satu Guru Besar UGM Positif Tertular Covid-19

1. Masih aktif mengajar

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). IDN Times/Siti Umaiyah

Paripurna menyebut ID masih aktif mengajar di Fakuktas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM sebelum masuk rumah sakit dan kemudian dinyatakan positif tertutar corona.

ID, menurut Paripurna, juga mengajar di Program Studi Manajemen Rumah Sakit yang berada di bawah FK-KMK. "Masih, masih (aktif). Umurnya kan baru 58 tahun. Sedangkan guru besar itu pensiun 70 tahun," kata Paripurna di RSUP Dr Sardjito, Kamis (18/3).

Permasalahannya, pihak kampus tidak mengetahui kapan terakhir ID mengajar itu. "Kami betul-betul tidak tahu," kata Paripurna.

2. Riwayat perjalanan masih samar

Wakil Rektor UGM, Paripurna Sugarda (tengah). IDN Times/Tunggul Damarjati

Dalam hal ini, bagaimanapun pihak kampus juga tak mengetahui riwayat perjalanan pasien. Paripurna mengatakan belum sempat mengorek informasi lebih dalam dari keluarga lantaran mempertimbangkan kondisi psikis mereka juga.

Akan tetapi, untuk tetap memudahkan proses tracing maka pihak keluarga juga sudah berinisiatif mengangkat identitas pasien ke permukaan.

"Bahwa siapa saja yang ada kontak dengan ID selama tiga minggu sejak sekarang, diminta untuk aware dan kalau bisa memeriksakan diri. Apakah mereka ada gejala terinfeksi virus itu atau tidak," katanya.

Lebih lanjut, Paripurna menyarankan, mereka yang merasa tiga minggu terakhir mengadakan kontak dengan ID untuk segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM Yogyakarta. Bagi civitas akademika, pegawai atau tenaga penunjang pendidik, biayanya akan ditanggung UGM.

"Kalau masyarakat umum saya kira tunduk pada aturan, kan ada rumah sakit yang ditunjuk (rujukan). Silakan ke rumah sakit yang ditunjuk. Tapi, prinsipnya Rumah Sakit Akademik tidak bisa menolak siapa pun pasien yang datang," kata Paripurna.

"Yang jelas kita akan menawarkan kepada keluarga (ID), karena beliau adalah orang yang berdedikasi besar kepada UGM," ujar dia menyambung.

3. Klarifikasi hoaks

Menhub Budi Karya Sumadi Sidak Bandara Soetta, Kamis (27/2) (IDN Times/Candra Irawan)

Pada kesempatan itu, Paripurna juga sekaligus mengonfirmasi dan mengklarifikasi soal simpang siur yang beredar soal ID ini.

Banyak yang menyebut, bahwa ID tertular atau sempat ada kontak dengan Raja-Ratu Belanda, Willem dan Maxima, serta Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

"Beliau pernah berkontak dengan raja ratu Belanda, dan Pak Budi Karya itu tidak benar," kata Paripurna meluruskan.

Baca Juga: Pemda DIY Rilis Peta Persebaran COVID-19 

Berita Terkini Lainnya