TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UIN Sunan Kalijaga Berikan Gelar Honoris Causa kepada Istri Gus Dur

Sinta Nuriyah berjasa mengembangkan kerukunan umat beragama

Sinta Nuriyah saat mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Rabu (18/12). IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada istri presiden keempat Indonesia, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid pada Rabu (18/12). Gelar tersebut diberikan atas jasanya sebagai pejuang hak-hak dan pemberdayaan perempuan serta mengembangkan kerukunan antar umat beragama. 

Baca Juga: Sinta Nuriyah Wahid Masuk Daftar 100 Orang Paling Berpengaruh Versi Majalah TIME

1. Sinta sosok yang patut dijadikan panutan

Sinta Nuriyah saat mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Rabu (18/12). IDN Times/Siti Umaiyah

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yudian Wahyudi menerangkan pengukuhan yang diberikan kepada Sinta Nuriyah, agar generasi muda bisa mengikuti jejak istri Gus Dur yang memiliki warisan kebaikan yang patut dicontoh.

"Saat ini Indonesia baru ada konflik yang lebih mengarah kepada alasan keagamaan, politisasi. Oleh karena itu kita memberi contoh dari dalam kampus bagaimana kita yang berbeda ini menghargai," terangnya.

2. Menyemai gagasan perdamaian

Sinta Nuriyah saat mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Rabu (18/12). IDN Times/Siti Umaiyah

Dalam orasi ilmiahnya, Sinta Nuriyah menyampaikan, salah satu misi solidaritas kemanusiaan dalah kegiatan sahur keliling setiap bulan puasa. Dia menyampaikan jika dirinya bersama para aktivis lintas agama berkeliling antar kota memanfaatkan momen saur di bulan Ramadan untuk menyemai gagasan perdamaian.

"Kegiatan ini sudah berlangsung 22 tahun, hingga saat ini melibatkan banyak elemen masyarakat lintas agama, aliran kepercayaan, dan golongan. Kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan untuk memupuk solidaritas bersama, menyemai perdamaian, toleransi dan hidup bersama dalam bingkai NKRI yang berlandaskan Pancasila," katanya.

Menurutnya, momen sahur keliling yang mengedepankan pendekatan feminisme dan kelembutan telah membuat mereka yang berbeda merasa dirangkul dan dihargai.

Baca Juga: Belajar dari Gus Dur Merawat Bangsa: Jujur dan Dengar Aspirasi Rakyat

Berita Terkini Lainnya