TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Relawan FMIPA UNY Bantu Siswa SD-SMA Belajar di Rumah 

Bantu belajar siswa lewat WhatsApp

IDN Times/ Muchammad Haikal

Sleman, IDN Times - Sejak pertengahan Maret 2020, siswa dari mulai bangku SD-SMA mulai melakukan program belajar dari rumah. Namun, tidak sedikit siswa yang mengeluh kurang bisa memahami materi yang didapatkan.

Hal tersebut salah satunya disebabkan lantaran ada sebagian guru yang hanya memberikan tugas tanpa menjelaskan materi terlebih dahulu. Melihat kondisi tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (BEM FMIPA) UNY 2020 menginisiasi program Relawan Belajar MIPA.

Baca Juga: Tahun Ini, Peserta PPDB SMA/SMK di DIY Hanya Boleh Ambil Satu Jalur

1. Ikut berperan hadapi COVID-19

Ilustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Achmad Muhaemin, Ketua BEM FMIPA UNY, menjelaskan layar belakang adanya program ini yakni untuk membantu para siswa selama program study from home. Selain itu, program ini sendiri merupakan bagian dari peran BEM FMIPA untuk membantu masyarakat selama COVID-19

"Kami melihat banyak instansi yang membuka program galang dana untuk membantu masyarakat atau para tenaga medis. Sehingga kami mencari cara lain untuk berperan di situasi seperti ini. Karena kami dari kampus pendidikan, sehingga dapatlah ide untuk membuat program Relawan Belajar MIPA. Tentu saja, diadakan program ini untuk membantu para siswa selama program study from home," ungkapnya pada Sabtu (9/5).

2. Gunakan media WhatsApp untuk bantu belajar siswa

Antara/Agung Rajasa

Menurut Achmad, program Relawan Belajar MIPA sendiri menyasar siswa tingkat SD hingga SMA/sederajat. Yang mana pihaknya akan memberikan konsultasi mengenai materi pelajaran atau tugas sekolah yang dirasa kurang paham melalui Whatsapp tanpa dipungut biaya.

Untuk materi yang ditawarkan antara lain IPA, Biologi, Fisika, Kimia, Matematika dan bahasa inggris sebagai pengaplikasian ilmu yang didapat  selama perkuliahan.

"Modelnya konsultasi lewat WhatsApp. Setiap harinya beda-beda (jumlah murid yang ditangani 1 mentor). Pernah sampai 10 siswa setiap mentor. Ada juga yang sampai 50 siswa, seperti di mapel Bahasa Inggris. Jadi tentornya buat grup untuk belajar bareng," jelasnya.

Baca Juga: Juknis PPDB SMA/SMK di DIY Rampung, Ini Perbedaannya dengan Tahun Lalu

Berita Terkini Lainnya