TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PPKM Yogyakarta Level 2, Epidemiolog UGM: Perlu Antisipasi Mobilitas

Warga jalankan peran masing-masing agar tidak ada kenaikan

Situasi Bandara Raden Inten II Bandar Lampung sebelum melakukan pembatasan operasional penerbangan penumpang - ANTARA/HO-Kepala Bandara

Sleman, IDN Times - Mulai pekan ini, seluruh Kota dan Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2. Hal ini sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 53 tahun 2021. 

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria berpesan agar masyarakat terus waspada dan disipiln menjelang libur panjang. 

Baca Juga: Dinkes Sleman Akan Sweeping Warga yang Belum Vaksinasi

1. Warga jalankan peran masing-masing agar tidak terjadi kenaikan kasus

Mahasiswa jurusan seni yang tergabung dalam Komunitas Mural-Marul melukis mural di Kota Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (13/8/2020). Mereka mengampanyekan penggunaan masker kepada masyarakat selama pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Menurut Bayu, situasi saat ini bisa terus dinikmati dengan catatan semua pihak menjalankan peran masing-masing dalam penanganan COVID-19. Dia menjelaskan, semua pihak bertanggung jawab untuk menjaga agar tidak terjadi lagi kenaikan kasus COVID-19.

“Masyarakat perlu diberi pemahaman dan edukasi bahwa kondisi seperti sekarang ini tanggung jawab semuanya. Kalau ingin seperti ini terus bisa keluar rumah dengan tetap pakai masker ya mau divaksinasi, disiplin pakai masker, mau diperiksa jika jadi kontak erat,” ungkap Bayu, Selasa (19/10/2021). 

2. Kesadaran dari OTG dan bergejala ringan untuk periksa

Ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Kondisi COVID-19 di di Yogyakarta saat ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Menurut Bayu, hal ini terlihat dari penurunan jumlah kasus yang dirawat di rumah sakit serta angka kematian harian. Namun kasus Orang Tanpa Gejala (OTG) maupun bergejala ringan kemungkinan tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran kasus yang tercatat, di mana masih banyak warga yang takut diperiksa, terutama saat mengalami gejala ringan atau berstatus OTG.

“Saat ini kondisinya hampir sama di semua kabupaten dan kota, masih kurang kesadaran masyarakat untuk periksa jika gejala ringan atau habis kontak dengan kasus positif. Tidak jarang masih ditemukan yang menolak swab saat pelacakan kontak,” terangnya.

Berita Terkini Lainnya