TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar UGM Minta Masyarakat Tidak Ragu Jalani Vaksinasi COVID-19

Vaksin sangat penting untuk mencapai herd immunity

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Sleman, IDN Times - Pakar Imunologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Deshinta Putri Mulya, meminta masyarakat untuk tidak ragu untuk menjalani vaksinasi COVID-19.

Pasalnya, vaksin COVID-19 CoronaVac produksi China, Sinovac telah resmi mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency  Use Of Authorization (EUA) dari BPOM dan sertifikasi halal dari MUI. Selain itu, vaksin ini juga telah disuntikkan pertama kali ke Presiden Joko Widodo, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 13 Januari 2021.

"Jadi selayaknya masyarakat tidak memiliki keraguan pada vaksinasi yang akan diberikan," ungkapnya pada Rabu (13/1/2021).

Deshinta menerangkan, keamanan vaksin pun saat ini telah dipastikan, di mana penelitian klinis dengan teliti dan penuh kehati-hatian juga telah dilakukan.

Baca Juga: Efikasi Vaksin Sinovac 65,3 Persen, Guru Besar UGM Beri Penjelasan

1. Vaksin sangat penting untuk mencapai herd immunity

Ilustrasi. Kandidat vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Menurut Deshinta, vaksin ini sangat penting dilakukan agar dapat mencapai herd immunity atau kekebalan populasi supaya pandemik COVID-19 segera berakhir. Untuk itu, agar program vaksinasi ini bisa sukses, diperlukan kerja sama yang baik berbagai pihak, baik pemerintah, fasilitas pelayanan vaksin, maupun masyarakat.

"Masyarakat diharapkan mengikuti dan memahami informasi dari sumber yang kompeten sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman akan vaksinasi," terangnya.

2. Vaksin diberikan oleh vaksinator yang miliki kompetensi

Ilustrasi pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Deshinta menjelaskan, pun dalam pemberian vaksin ini juga akan dilakukan oleh dokter, perawat, atau bidan yang memiliki kompetensi. Bukan hanya itu, sebelum vaksin diberikan, skrining status kesehatan, baik terkait penyakit penyerta maupun status infeksi COVID-19 juga dilakukan.

"Dalam pelaksanaannya juga tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Baca Juga: Epidemiolog UGM: Pengetatan Harus Diiringi dengan Perbanyak Tracing

Berita Terkini Lainnya