TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar UGM: Klaster Keluarga Dipicu Adanya Kegiatan Berkumpul Warga

Protokol kesehatan harus kembali diperketat

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sleman, IDN Times - Klaster keluarga menjadi salah satu penyumbang peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia. Epidemiolog UGM, Bayu Satria Wiratama, menjelaskan, klaster keluarga ini muncul saat ada anggota keluarga terinfeksi COVID-19 dari luar rumah dan menularkan ke anggota keluarga lainnya.

Hal ini turut menunjukkan jika COVID-19 telah masuk ke dalam satuan terkecil di dalam masyarakat.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Kotabaru 9 Orang, dari Lurah hingga Kasat Linmas

1. Tidak adanya pembatasan mobilitas penduduk

Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Menurut Bayu, penyebab meningkatnya klaster keluarga lantaran tidak adanya pembatasan mobilitas penduduk. Selain itu, saat ini juga sudah banyak ditemui orang-orang yang melakukan mobilitas baik di dalam atau ke luar daerah.

"Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) juga semakin banyak dan tidak diketahui jumlahnya. Lalu,  mereka yang melakukan mobilitas tidak melakukan isolasi mandiri 14 hari selain jika diwajibkan," ungkapnya Kamis (10/9/2020).

2. Aktivitas warga tidak dibatasi

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Selain mobilitas, warga juga mulai melakukan aktivitas yang mengumpulkan orang, mulai dari arisan, mengunjungi rumah tetangga, rapat warga dan lain sebagainya. 

Tidak hanya itu, saat ini juga banyak dijumpai anak-anak yang dibiarkan bermain bersama di lingkungan perumahan tanpa adanya pengawasan dan kurang memperhatikan protokol kesehatan. Lalu, aktivitas liburan atau jalan-jalan di keramaian berpotensi membawa virus ketika kembali ke rumah.

"Ketika beraktivitas tidak memerhatikan protokol kesehatan akan meningkatkan risiko penyebaran COVID-19. Sebaliknya, kalau warga rajin soal masker, jaga jarak, cuci tangan bisa menurunkan risiko terpapar dan menularkan COVID-19," terangnya.

Baca Juga: UGM: Daya Infeksi Mutasi D614G Belum Terbukti pada Populasi

Berita Terkini Lainnya