Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Kota Baru, Ini Respon Sejarawan UGM
Nama baru akan menghilangkan historis dan sosbud daerah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Pemerintah telah memilih Nusantara sebagai nama calon ibu kota negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sejarawan Universitas Gadjah Mada, Arif Akhyat menilai seharusnya pemerintah menggunakan nama yang merujuk wilayah tempat IKN yang baru. Lantaran pemilihan nama baru untuk sebuah wilayah biasanya akan menghilangkan aspek historis dan konstruksi sosial budaya masyarakat yang sudah menempati sebelumnya.
“Dalam kajian sejarah, nama-nama kota, apalagi Ibu Kota, selalu terkait dengan kemegahan kota masa lalu,” ungkap Arif, Jumat (21/1/2022).
1. Nusantara tak hanya merujuk untuk wilayah Jawa
Ditinjau dari sejarahnya, menurut Arif kata Nusantara sebenarnya tak hanya muncul pada masa Majapahit, tapi di masa Kerajaan Singasari sudah digunakan untuk merujuk wilayah pulau luar.
Pada masa Majapahit, Nusantara merupakan konsep geopolitik untuk mengidentifikasi suatu wilayah yang meliputi Bali, Malayu, Madura dan Tanjungpura, juga termasuk wilayah Singapura, Malaysia, Sumatra, Borneo, Sulawesi dan Maluku, Lombok, Timor.
"Jadi secara geografis, Nusantara lebih luas dari apa yg sekarang disebut Indonesia. Dengan sedikit ulasan di atas kata Nusantara, bukan hanya Jawa tetapi justru merujuk di luar Pulau Jawa,” terangnya.
Baca Juga: UGM Gelar Pemilihan Rektor Baru, Panut Mulyono Tak Bisa Calonkan Diri