TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meningkat Tajam, Merapi Keluarkan 128 Kali Guguran Lava Pijar Dalam Seminggu

 Kubah lava baru tumbuh sekitar 8.500 m3 per hari

Guguran lava pijar Gunung Merapi teramati dari kamera CCTV. Dok. BPPTKG

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi mengeluarkan sebanyak 128 kali guguran lava pijar dalam seminggu terakhir. Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengungkapkan guguran lava pijar ini memiliki jarak luncur maksimal sejauh 900 meter yang mengarah ke barat daya ke arah hulu Kali Krasak.

"Dalam satu minggu ini guguran lava pijar teramati sebanyak 128 kali dengan jarak luncur maksimal 900 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak," ungkapnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (15/1/2021).

Baca Juga: Volume Kubah Lava Baru Merapi Capai 4.600 Meter Kubik

1. Awan panas guguran tercatat terjadi sebanyak 2 kali

Dok. BPPTKG

Selain lava pijar, awan panas guguran terjadi sebanyak 2 kali juga mengarah ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak.

"Awan panas guguran terjadi sebanyak 2 kali dengan jarak luncur maksimal 600 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan terekam pada Seismagram dengan amplitudo maksimal 45 mm dan durasi 120 detik," katanya.

2. Kubah lava baru tumbuh sekitar 8.500 m3 per hari

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Hanik menjelaskan di sektor barat daya tepatnya di sekitar tebing lava tahun 1997, BPPTKG menemukan adanya pertumbuhan kubah lava baru yang disebut sebagai kubah lava tahun 2021. Kubah lava baru ini memiliki laju pertumbuhan sekitar 8.500 m3 per hari.

"Pada tanggal 14 Januari 2021 volume kubah lava terukur sebesar 46.766 m3 dengan laju pertumbuhan sekitar 8.500 m3 per hari," terangnya.

Bukan hanya itu, BPPTKG juga menganalisa adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan perkembangan kubah lava baru. Analisis morfologi tersebut didapatkan berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 7 Januari 2021.

Baca Juga: DIY Darurat Rumah Sakit, Jangan Biarkan Jadi Kolaps Gegara COVID 

Berita Terkini Lainnya