TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Deteksi Kerumunan Menggunakan Blimp Drone

Alat deteksi dapat memotret wilayah kerumunan 

Alat deteksi kerumunan menggunakan blimp drone ciptaan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Sleman, IDN Times - Mencegah terjadinya kerumunan di masa pandemik COVID-19, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan deteksi dengan menggunakan blimp drone berbasis internet of things.

Sekelompok mahasiswa tersebut terdiri dari Dheni Leo, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika, Zulhakim Seftiyana Roviyan, Prodi Pendidikan Teknik Elektronika dan Silvia Larasatul Masyitoh yang berasal dari Prodi Teknologi Informasi.

Baca Juga: Mahasiswa UNY Ciptakan E-Konseling untuk Disabilitas Korban Pelecehan

1. Berbahan dasar balon udara

Alat deteksi kerumunan menggunakan blimp drone ciptaan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Dheni Leo menjelaskan hasil rancangan mereka dapat ditempatkan di titik keramaian tempat wisata. Blimp drone merupakan salah satu jenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang dibuat berbahan dasar balon udara, di mana UAV dikenal sebagai pesawat tanpa awak yang menggunakan gaya aerodinamik untuk terbang.

"Blimp drone sendiri terintegrasi dengan cloud system, sehingga data yang didapatkan dapat diakses oleh petugas wisata maupun pemerintah daerah dengan mudah," ungkapnya pada Rabu (27/10/2021).

2. Scanning dan capturing menggunakan kamera

Alat deteksi kerumunan menggunakan blimp drone ciptaan mahasiswa UNY. Dok: istimewa

Menurut Silvia Larasatul Masyitoh, dalam penerapannya wahana akan terbang secara autonomous sesuai dengan waypoint yang telah ditandai sebagai alur dalam melakukan misi penerbangan. Wahana akan melakukan scanning dan capturing menggunakan kamera digital dan thermal.

Hasil dari capturing menggunakan kamera digital akan diolah sebagai deteksi jarak pada kerumunan dan masker yang dikeluarkan dalam bentuk audio peringatan. Sedangkan hasil pengolahan capturing menggunakan kamera thermal, dikeluarkan dalam bentuk gambar yang divisualisasikan pada dashboard berbentuk web aplikasi.

"Sistem pada wahana diintegrasikan dengan sistem Internet of Things sehingga semua data yang didapatkan dapat dengan mudah diakses oleh pemerintah daerah maupun petugas wisata untuk dilakukan tindakan lebih lanjut," katanya.

Berita Terkini Lainnya