Kunci Perdamaian Palestina-Israel, Pengamat UGM: Taati Perjanjian
Upaya perdamaian kerap temui jalan buntu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Konflik antara Palestina dengan Israel kembali memanas. Ketegangan semakin meningkat pascakerusuhan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa, Jumat (7/5/2021) malam.
Ketika itu, polisi Israel membubarkan warga Palestina yang tengah melaksanakan salat tarawih. Kemudian, pada Senin (10/5/2021) faksi Hamas di Jalur Gaza menembakkan roket ke arah Tel Aviv dan sejumlah wilayah Israel lainnya sebagai respons atas tindakan Israel di Yerusalem.
Lalu, bagaimana sebenarnya langkah untuk mendamaikan kedua belah pihak? Berikut hal yang bisa dilakukan menurut Dr. Siti Mutiah Setiawati, Pengamat Politik Timur Tengah dan juga Dosen Departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca Juga: Jadi Perhatian Dunia, Begini Awal Konflik Israel-Palestina
1. Harus dipastikan tidak ada pelanggaran konvensi HAM
Siti mengatakan kunci menciptakan ketenteraman dan perdamaian antara Palestina-Israel cukuplah sederhana, yakni dengan memastikan tidak ada pelanggaran terhadap 10 konvensi HAM. Menurutnya, tidak harus 10, cukup konsep-konsep berpolitik seperti hak untuk berserikat dan berkumpul, hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, dan hak untuk beragama sesuai dengan keyakinannya.
“Itu kan hak dasar dari manusia, kalau tiga saja itu dilanggar tidak akan ketenteraman, di negara manapun, tidak hanya di Israel. Tidak boleh rasis, tapi di negara modern mereka masih seperti itu. Mana bisa kemudian ada ketenteraman," ungkapnya pada Selasa (18/5/2021).
Baca Juga: Sejarah Hamas, Militan Pembela Palestina yang Jadi Musuh Israel