TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Hari 0 Kasus Baru, Jogja Belum Tentu Aman dari Corona

Selama tigahari kasus di DIY tidak ada penambahan

Ilustrasi ruang isolasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Sleman, IDN Times - Selama tiga hari, kasus penambahan pasien COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak terjadi, yaitu pada hari Senin (25/5), Selasa (26/5) serta Kamis (28/5). 

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UFM), Riris Andono Ahmad menjelaskan tren penurunan kasus tidak bisa disimpulkan hanya dalam waktu beberapa hari saja. Menurutnya perlu pengkajian serta waktu yang lebih lama untuk menyimpulkan suatu kasus benar-benar mengalami penurunan.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di DIY: Dua Hari Berturut-turut Nol Kasus Positif  

1. Ada beberapa variabel yang pengaruhi jumlah kasus

Pengunjung Indogrosir menjalani rapid test putaran kedua di GOR Pangukan. IDN Times/Siti Umaiyah

 Anggota Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas COVID-19 DIY ini menyatakan, ada beberapa variabel suatu kasus dapat dilaporkan, yaitu meliputi jumlah sampel yang diperiksa, lama pemeriksaan sampel, serta banyaknya orang yang dirujuk ke pemeriksaan.

"Saya tidak tahu situasinya saat itu, tapi misalnya lebaran kemarin ada laboratorium yang tutup dan artinya (pemeriksaan dan pelaporan kasus) tertunda pada waktu yang seharusnya diumumkan. Kedua, saat Lebaran penemuan orang yang dirujuk jumlahnya menurun, karena petugas saat lebaran kemungkinan besar juga terjadi penurunan," ungkapnya pada Jumat (29/5).

2. Tren penurunan harus konsisten 14 hari

Ilustrasi pasien tes swab (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Riris Andono yang juga dipanggi dr. Donnie menyebutkan, mengacu pada aturan WHO, suatu tren bisa dikatakan menurun apabila kasus konsisten turun selama 14 hari. Bukan hanya itu, tren penurunan juga harus melihat kembali case finding mengalami perubahan atau tidak.

"Trennya harus konsisten, kalau semisal trennya dibilang selama 14 hari atau dua minggu. Jika konsisten rendah baru bisa merasa yakin memang seperti itu kejadiannya. Dan melihat lagi case finding ada yang berubah atau tidak," jelasnya.

Baca Juga: Pakar UGM: New Normal Harus Penuhi Indikator Kesehatan dan Sosiologis

Berita Terkini Lainnya