TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

EWS Besutan Peneliti UGM Akan Dipasang di Pesisir Pulau Jawa

Kepekaan EWS hanya dapat memonitor gempa di atas 4,5 SR

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Sleman, IDN Times - Alat Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini gempa besutan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) akan segera dipasang di sepanjang pesisir Pulau Jawa.

EWS yang dikembangkan oleh Prof. Sunarno ini mampu untuk memprediksi gempa tiga hari sebelum kejadian sehingga bisa dilakukan mitigasi bencana.

Baca Juga: Ditutup Setahun Lebih, Belum Ada Lampu Hijau untuk Sunmor UGM

1. Ada sepuluh model stasiun pemantau EWS

Ilustrasi Seismogram (IDN Times/Arief Rahmat)

Sunarno menjelaskan pihaknya kini tengah membuat sekitar sepuluh model stasiun pemantau EWS gempa yang akan dipasang sepanjang pulau Jawa sisi selatan. Hal ini  untuk pengembangan algoritma triangulasi pusat gempa. EWS ini selain bisa memprediksi kejadian gempa, juga dapat memperhitungkan prediksi lokasi pusat gempa.

“Selain dapat memprediksi tiga hari sebelum gempa juga dapat memperhitungkan pusat gempa yang akan terjadi,” ungkapnya pada Senin (7/6/2021).

2. Masih lakukan pengembangan algoritma

Foto udara pantai Tanjung An di kawasan pantai selatan Lombok di Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (11/7/2019). Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram Agus Riyanto mengatakan dari hasil simulasi dan pemodelan tsunami (Tsunami Modeling) yang dilakukan di wilayah selatan Lombok menyimpan gempa megathrust berkekuatan 8,5 magnitudo dan gelombang tsunami hingga lima kilometer dengan ketinggian mencapai 20 meter (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Alat EWS besutannya saat ini masih dalam tahap pengembangan. Selain penyempurnaan teknologi,  juga pengembangan algoritma penentuan pusat gempa.

"Setiap stasiun EWS yang kami pasang tetap mengukur setiap lima menit perubahan permukaan air sumur dan paparan gas radon alam yang akan dibaca EWS kami,” katanya.

Berita Terkini Lainnya