AJI Yogyakarta Desak Pemukulan Jurnalis Peliput PSIM vs Persis Diusut
Tren kekerasan terhadap jurnalis meningkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times – Kericuhan laga derby Mataram antara PSIM Yogyakarta dengan Persis Solo di Stadion Mandala Krida Yogyakarta pada Senin (21/10) malam, ternyata diwarnai aksi kekerasan terhadap jurnalis.
Seorang jurnalis Radar Jogja, Guntur Aga Putra yang meliput pertandingan sepak bola itu menjadi korban kekerasan dan intimidasi dari suporter ketika kericuhan terjadi. Kemudian jurnalis Goal Indonesia, Budi Cahyono juga dipaksa menghapus foto oleh pemain PSIM.
“Kami mendesak agar polisi mengusut tuntas pelaku kekerasan terhadap wartawan,” kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta Tommy Apriando dalam siaran persnya tertanggal 22 Oktober 2019.
Baca Juga: Laga PSIM Yogyakarta Berakhir Ricuh, Ini Komentar Sultan HB X
1. Jurnalis dipukul dan dipaksa menghapus foto
Berdasarkan data kronologi kejadian yang dihimpun AJI Yogyakarta, semula Guntur memotret di sisi utara stadion kemudian pindah ke sisi barat lapangan ketika para penonton mulai turun dari tribun. Posisi Guntur juga sempat berada di belakang barisan polisi sebelum kemudian mendekati mobil pemadam. Chaos pun terjadi ketika polisi menembakkan gas air mata.
“Ada yang mencekik dari belakang dan memukuli saya,” kata Guntur.
Dia juga dipaksa untuk menghapus foto dari kameranya, tetapi tidak dilakukan. Paksaan yang sama juga dialami Budi ketika memotret situasi kerusuhan antara pemain PSIM dan Persis yang terjadi di lapangan. Pemain dari PSIM bernama Achmad Hisyam Tolle langsung menghampiri dan meminta foto-foto dirinya segera dihapus.
“Kamera sempat diambil Tolle. Saya bilang jangan di sini (karena kondisi ricuh),” kata Budi.
Mereka pun ke ruang ganti pakaian dan intimidasi tetap berlanjut.
Baca Juga: Buntut Ricuh PSIM Yogyakarta vs Persis Solo, 3 Orang jadi Tersangka