TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Ahli Waris Soal Insiden Perusakan Nisan Makam RS Bethesda

Ada nisan yang tercabut dua kali dan terbakar habis

IDN Times/Nindias Khalika

Sleman, IDN Times - 11 nisan kayu di tempat pemakaman umum RS Bethesda ditemukan dalam keadaan rusak dan lepas pada Sabtu (6/4). Keesokan harinya, beberapa ahli waris datang untuk mengecek keadaan makam kerabatnya di pekuburan yang terletak di pertigaan Jalan Affandi tersebut. Ada nisan yang masih utuh sehingga bisa dipasang lagi tapi ada pula yang terbakar habis.

Baca Juga: Sejumlah Nisan di Makam Bethesda Yogya Dirusak Orang Tak Dikenal

1. Nisan lepas dua kali

IDN Times/Nindias Khalika

Salah seorang ahli waris, Asmono (59) mendapati nisan istrinya dicabut pada hari Rabu (3/4) sore. Ia mengaku bahwa dirinya melihat ada lima nisan, termasuk milik istrinya, yang dicabut dan diletakkan tak jauh dari makam saat ia datang pada hari Rabu. Selain itu, terdapat dua nisan yang juga dilepas di pekuburan sebelah utara jalan tengah makam.  

“Punya istri saya dua kali, saya datang hari Rabu sudah dijebol lalu saya pasang lagi. Minggu saya ke sini sama anak saya sudah gak ada. Saya cari di sana (gudang)tidak ada juga. Jadi mesti termasuk yang dibakar,” katanya.

2. Tidak ada pemberitahuan dari pengelola makam

IDN Times/Nindias Khalika

I Tengah (42) ahli waris lainnya mengatakan bahwa ia tak memperoleh pemberitahuan dari pengelola makam terkait kejadian perusakan dan pencabutan nisan.

“Tahu kabar ini lewat WhatsApp dari saudara kemarin malam. Pemberitahuan cuma dari WhatsApp saja dari saudara yang kerja di RS Bethesda,” ujarnya.

Berbeda dengan Asmono, nisan kakak I Tengah yang dicabut masih utuh sehingga bisa dipasang kembali.

3. Pelaku bukan orang gelandangan

IDN Times/Nindias Khalika

Asmono menilai pelaku yang melakukan pencabutan dan perusakan nisan bukanlah gelandangan seperti yang diduga polisi. “Kalau orang gila gak mungkin dua kali (mencabut nisan), itu hanya sebagai pengalihan. Gak mungkin gelandangan nyabutin macam-macam.”

Hal serupa juga diungkap oleh Trianto (37). Pada hari Minggu (7/4), ia dan istri mendapati nisan mertuanya telah dicabut.

“Menurut saya, sepemahaman saya, kalau gelandangan menurut saya itu tidak. Karena memang di sini dipakai orang gelandangan untuk tidur. Karena selama ini juga tidak pernah ada kejadian seperti ini. Mungkin ada yang disuruh,” katanya

4. Tidak merasa marah

IDN Times/Nindias Khalika

Meski begitu, Asmono menjelaskan dirinya mengampuni pelaku. “Kalau saya gak apa-apa. Situasi kayak gini, pemilu. Kalau lambang ini kan simbol. Yang penting sudah damai dengan Bapa di Surga. Kalau simbol ini bagi saya gak masalah. Cuma ini bagi orang yang gak tahu kan simbol itu jadi sebuah kekuatan, bisa jadi marah,” katanya.

Baca Juga: Jogja Police Watch (JPW) Desak Polisi Serius Ungkap Pembakaran Nisan

Berita Terkini Lainnya