TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waduh, Tiap tahunnya Warga Indonesia Buang Makanan 16.3 Juta Ton  

Food waste atau sampah makanan Indonesia memprihatinkan

unsplash.com/Joshua Hoehne

Sleman, IDN Times - Angka food waste atau sampah makanan di Indonesia dinilai memprihatinkan. Diungkap oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional RI, Drs. Nyoto Suwignyo, terdapat 59,8 kg makanan per kapita per tahun yang terbuang sia-sia.

Diketahui, dari angka sampah makanan 59.8 kg per kapita di atas, 2,7 kg adalah beras, 7,3 kg sayur, 5 kg adalah buah, tempe, tahu dan oncom 2,8 kg, selebihnya adalah ikan, daging, dan lain-lain. 

 

1. Total sampah makanan yang dihasilkan masyarakat Indonesia setiap tahunnya mencapai 16,3 juta ton

pixabay.com/stevepb

Nyoto Suwignyo mengungkapkan dari jumlah tersebut 28 kg bersumber dari rumah tangga dan 31,8 kg lainnya dari non-rumah tangga. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 273 juta, maka total sampah makanan yang dihasilkan masyarakat Indonesia setiap tahunnya mencapai 16,3 juta ton.  

“Padahal satu butir padi tumbuh sangat lama (rata-rata 3-4 bulan), dan ternyata hanya dibuang sia-sia oleh para orang-orang yang menggunakannya dengan boros dan mengakibatkan kemubaziran dalam mengelola makanan,” tutur Nyoto Suwignyo dikutip laman resmi UGM, Kamis (25/8/2022). 

Baca Juga: Pengamat UGM: Jika Harga BBM Naik, Rakyat yang Sulit

2. Ada 2 tantangan untuk memenuhi pangan

UGM (instagram.com/ugm.yogyakarta)

Guru Besar UGM dari Fakultas Geografi, Prof. Dr. M. Baiquni M. A., mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman krisis pangan. Baiquni mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan memiliki tantangan besar.  

"Tantangan pertama adalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, dalam 250 tahun terakhir, jumlah penduduk dunia telah tumbuh dengan pesat dari kurang dari 1 miliar menjadi lebih kurang 7,99 miliar seperti sekarang ini," papar Balquni.  

Tantangan kedua adalah perubahan iklim. Industrialisasi yang terjadi selama 250 ke belakang, perubahan iklim pasti terjadi. Dalam upaya memproduksi pangan, perubahan iklim ini dapat menurunkan kemampuan alam untuk memproduksi pangan. 

Baca Juga: UGM akan Mengonversi Kegiatan Mahasiswa Jadi Bobot Nilai SKS   

Berita Terkini Lainnya