TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kubah Lava Tengah Merapi Terus Tumbuh, Volume 2.8 Juta Meter Kubik 

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi

Gunung Merapi difoto dari kawasan Kaliurang, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (18/11/2020). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Kota Yogyakarta, IDN Times - Kubah lava di tengah kawah puncak Gunung Merapi terus mengalami pertumbuhan. Saat ini volume diperkirakan mencapai 2.808.000 meter kubik.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya memaparkan volume kubah lava itu diukur berdasarkan hasil analisis dari Stasiun Kamera Deles 3 dalam laporan Aktivitas Gunung Merapi periode 16 sampai 22 Juli 2021.

“Analisis morfologi dari Stasiun Kamera Tunggularum menunjukkan volume kubah di sektor barat daya sebesar 1.880.000 meter kubik. Sedangkan analisis dari Stasiun Kamera Deless menunjukkan volume kubah tengah sebesar 2.808.000 meter kubik,” papar Hani, Jumat (23/7/2021). 

 

 

 

 

Baca Juga: Pembukaan Olimpiade Tokyo Tanpa Penonton, Mendoakan Korban COVID-19 

1. Volume kubah lava Merapi bagian tengah terus berkembang

IDN Times/Tunggul Kumoro

Volume kubah lava di tengah kawah puncak Merapi itu lebih besar jika dibandingkan dengan kubah lava di sebelah barat daya gunung itu yang volumenya sebesar 1.880.000 meter kubik mengacu analisis morfologi terbaru dari Stasiun Kamera Tunggularum.

Berdasarkan hasil analisis foto udara pada puncak Gunung Merapi yang diambil dengan drone pada 8 Juni 2021, BPPTKG mencatat volume kubah lava tengah Merapi masih 2.100.000 meter kubik.

Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Kubah lava kedua terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.

 

2. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi

Letusan Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/11/2019). (ANTARA FOTO/Rudi)

Sementara aktivitas selama sepekan, intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 7 cm/hari.

“Pada minggu ini tidak dilaporkan terjadi hujan, lahar, maupun penambahan aliran di sungai yang berhulu di Merapi,” ujar  Hanik. 

Merapi melontarkan guguran lava ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter sebanyak 62 kali, 101 kali ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter, dua kali ke barat dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter, dan satu kali ke barat laut dengan jarak luncur 500 meter.

"Guguran yang teramati pada sisi barat berasal dari material lama Lava 1992 dan Lava 1998, demikian juga guguran yang mengarah ke barat laut berasal dari material lama Lava 1948," ujar Hanik.

Hanik menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

Berita Terkini Lainnya