TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pedagang Jamu Gendong di Bantul Tahun Ini Mengaku Tak Terima Danais

Pedagang jamu gendong hanya terima CSR dari BRI

Ilustrasi pedagang jamu tradisional. Wikipedia

Bantul, IDN Times -Pelaku jamu gendong di Kabupaten Bantul mengaku tahun ini tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah termasuk dari Dana Keistimewaan (Danais) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).  

Sebelumnya, Paniradya Pati Kaistimewaan, Aris Eko Nugroho menyebut anggaran sebesar Rp1,7 miliar dari Dana Keistimewaan telah dikucurkan untuk pembinaan bagi pelaku jamu gendong bidang kesehatan di wilayah DIY.

 

Baca Juga: Berapa Alokasi Dana Keistimewaan DIY untuk Penanganan COVID-19?

1. 132 orang bakul jamu gendong hanya terima CSR dari BRI‎

dreamstime.com

Ketua Desa Wisata Jamu Gendong, Padukuhan Kiringan, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, Sutrisno, menjelaskan di desanya terdapat 132 bakul jamu gendong yang terbagi dalam empat kelompok. Saat ini mereka masih eksis berjualan jamu gendong berkeliling atau membuka warung jamu di rumahnya masing-masing.

"Kami memiliki 132 anggota bakul jamu gendong (jamu tradisional) dibagi dalam empat kelompok," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/7/2021).

Menurutnya sejak pandemik para bakul jamu gendong ini memang mendapatkan pinjaman modal dari BRI dan juga mendapatkan bantuan CSR berupa peralatan untuk membuat jamu.

"Bantun hanya CSR dari BRI dan pinjaman modal saja yang juga dari BRI," katanya.

2. Tak ada Danais yang sampai ke pedagang jamu gendong di Desa Wisata Jamu Kiringan‎

essenceofindonesia.wordpress.com

Sutrisno menambahkan selama pandemik hingga saat ini juga belum merasakan bantuan berupa pembinaan yang berasal dari Dana Keistimewaan. 

"Saya sudah tanya kepada ketua kelompok bakul jamu, kepada kepala dusun (dukuh) terkait bantuan pembinaan yang bersumber dari Danais dan semuanya menjawab tidak ada," ungkapnya.

"Tidak ada Danais yang sampai kepada kelompok atau bakul jamu gendong di Desa Wisata Jamu Gendong Kiringan saat pandemik," ujarnya.

3. Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Bantul tak dapat Danais untuk para pedagang jamu gendong

Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Terpisah Kasi Promosi Dinas Pariwisata Pemkab Bantul, Markus Purnomo mengaku tidak mengetahui sama sekali terkait bantuan pembinaan kepada pedagang jamu gendong di Bantul.

"Saya malah tidak tahu. Tidak ada anggaran di Dispar Bantul untuk pembinaan pedagang jamu gendong. Kita hanya melakukan promosi Desa Wisata Jamu Gendong Kiringan dan tidak menggunakan Danais," ujarnya.

"Mungkin ada di dinas lainnya yang terkait pedagang atau UMKM,"ungkapnya lagi.

Senada dengan Markus, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Bantul, Nugroho Eko Setyanto mengaku tidak mendapatkan kucuran Danais untuk kegiatan pembinaan pedagang jamu gendong.

"Tidak ada anggaran itu yang masuk ke dinas kami. Mungkin dinas yang lainnya mas," katanya.

Berita Terkini Lainnya