TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mafindo: Hoaks Terbukti Bisa Memecah Belah Bangsa

Kerusuhan di Papua disebabkan hoaks ‎

Dok. IDN Times/Istimewa

Bantul, IDN Times - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menduga kejadian aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan di Papua tidak lepas dari adanya hoaks yang disikapi secara emosional sehingga kericuhan pun tidak bisa dihindari.

Baca Juga: Enam Warga Sipil Tewas di Rusuh Deiyai, Papua, adalah Hoaks

1. Kerusuhan di Papua salah satu bentuk dampak hoaks yang bisa menimbulkan disitegrasi bangsa‎

IDN Times/Daruwaskita

Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho mengatakan, Mafindo sendiri tidak menghitung jumlah hoaks yang berdampak pada demo yang berakhir dengan kericuhan dan pembakaran fasilitas milik negara hingga penjarahan itu .

"Jadi memang hoaks itu sudah bisa mengarah ke disintegrasi bangsa seperti yang terjadi di Papua, dengan adanya demo yang berakhir dengan bentrok, pembakaran hingga penjarahan,"kata Aji di sela-sela acara Mukernas II Mafindo di desa wisata Tembi, Kabupaten Bantul, Sabtu (31/8).

2. Informasi yang diterima mentah-mentah bisa memicu emosi

IDN Times/Daruwaskita

Menurut Mafindo, beberapa hoaks yang memicu emosi masyarakat Papua adalah aksi demo di Surabaya yang dikabarkan menimbulkan korban jiwa padahal sama sekali tidak ada.

"Jadi kalau itu diterima di masyarakat secara mentah-mentah dan memancing emosi masyarakat. Maka ketika sudah emosi tidak bisa melakukan klarifikasi informasi yang beredar di masyarakat khususnya di masyarakat Papua," ungkapnya.

Mafindo pun mengajak masyarakat untuk skeptis terhadap informasi yang beredar di media sosial sehingga melakukan klarifikasi apakah informasi tersebut benar atau sekedar hoaks.

"Nah, hoaks marak itu juga karena kerukunan antar masyarakat semakin pudar dan kelompok di media sosial itu semakin homogen. Ketika semakin homogen, akan semakin mudah termakan hoaks," ungkapnya.

3. Sebentar lagi akan marak hoaks Pilkada‎

Diy.kpu.go.id

Lebih jauh, Aji mengatakan, pasca hoaks marak saat Pemilu Serentak 2019 hingga terjadi kerusuhan di Jakarta, setelah putusan MK keluar maka hoaks politik semakin turun. Kendati demikian, hoaks kembali disebar terkait hoaks kebencanaan, kesehatan dan terakhir terkait listrik padam.

"Jadi ketika baru pemilu maka hoak politik akan naik. Ke depan akan ada pilkada maka hoaks pilkada juga akan semakin meningkat," ucapnya.

Baca Juga: Mak Susi Ditetapkan sebagai Tersangka Hoaks dan Penghasutan

Berita Terkini Lainnya