TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hujan dan Hama Merajela, Petani Cabai Lahan Pasir Bantul Merugi

Pedagang cabai tak berani menjual ke luar Pulau Jawa‎

Petani cabai. Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO

Bantul, IDN Times - Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman cabai di pesisir pantai selatan Bantul diserang hama. Petani akhirnya merugi dengan banyaknya cabai yang rusak akibat lalat buah dan jamur.

Baca Juga: 4 Prasasti yang Ditemukan di Bantul, Bukti Sejarah Masa Lalu

Baca Juga: Kisah Bu Guru di Bantul Gelar Lamaran  Berakhir Tes Swab Massal

1. Hama lalat buah sampai hari ini belum ditemukan obatnya‎

Tanamanan cabai yang diserang hama lalat buah dan pathek.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu petani di lahan pasir, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Juwari mengatakan setiap musim hujan selalu muncul hama lalat buah yang menyebabkan cabai cepat membusuk dan tidak laku dijual.

Selain itu juga menyebabkan munculnya jamur atau orang lokal menyebut pathek yang mengakibatkan buah cabai cepat layu dan mengering.

"Ya kalau serangan pathek masih bisa ditanggulangi dengan obat, namun untuk lalat buah ini yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya," katanya, Rabu (17/11/2021).

2. Kualitas panen cabai tak bagus menjadikan harga turun‎

Lelang cabai hasil panen lahan pasir di Pantai Samas, Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Juwari, saat petik pertama hingga empat kalinya, hasil cabai cukup bagus dan harga lelang di atas Rp20 ribu per kilogram. Namun saat saat petik hingga ketujuh kalinya, harga cabai turun hingga Rp15 ribu.

Saat ini setiap panen cabai dengan hasil 200 kilogram, namun 20 kilo di antaranya mengalami busuk dan layu akibat serangan lalat buah dan pathek. 

"Kalau harga cabai saat lelang Rp15 ribu per kilo, maka petani bisa merugi hingga Rp300 ribu," ucap pensiunan ASN Pemda DIY ini.

Berita Terkini Lainnya