TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Jual Tinggi, Petani Tembakau di Selopamioro Bantul Raup Rezeki

Selopamioro dikenal penghasil tembakau terbaik di Bantul

Petani tembakau di Selopamioro Bantul.(IDN Times/Bantul)

Bantul, IDN Times - ‎Petani tembakau di Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul meraup rezeki berlimpah. Hasil panen tembakau saat ini dihargai Rp100 ribu hingga Rp150 ribu setiap kilogramnya. 

Harga ini jauh di atas panen tahun 2022 lalu, yang hanya dihargai kisaran Rp50 ribu hingga Rp75 ribu per kilogram.

1. Sekali petik bisa menghasilkan hingga 300 kilogram daun tembakau basah‎

Hasil panen tembakau oleh petani di Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu petani tembakau di Kalurahan Selopamioro, Narti mengatakan dirinya menanam tembakau sekitar 100 lubang dan mulai memanen tembakau dalam dua petikan. Sekali memetik daun tembakau yang sudah tua atau siap panen, mencapai 150 hingga 300 kilogram.

"Hasil panenan saya bawa pulang kemudian dijemur. Setelah kering kemudian dirajang (dipotong) dijadikan tembakau siap untuk diracik menjadi rokok kretek," ujarnya, Sabtu (16/9/2023).

Baca Juga: Sopir Ojek Oline di Bantul Bawa Lari iPhone 11 dan 13 Pro  

2. Setiap 100 kilo daun tembakau basah menyusut menjadi 10 kilogram

Ilustrasi petani tembakau. (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Setiap 100 kilogram tembakau jika dikeringkan menjadi tembakau siap jual menjadi sekitar 10 kilogram, dengan harga per kilogramnya Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.

"Jadi para pedagang tembakau itu datang ke petani untuk membeli hasil tembakau yang telah dirajang kemudian dijual lagi ke pasaran. Setiap kilogramnya dihargai Rp100 ribu hingga Rp150 ribu tergantung kualitas tembakaunya," ucapnya.

Narti mengaku masih memiliki sisa petikan daun tembakau hingga tiga atau empat kali petik. "Daerah Selompioro ini memang dikenal penghasil tembakau terbaik di Bantul hingga harganya lumayan mahal di pasaran dan tembakaunya sangat disukai penikmat rokok kretek," terangnya.

Perempuan berusia 56 tahun ini mengatakan, walau keuntungan dari menanam tembakau menjanjikan, namun risiko seperti serangan hama dan penyakit yang disebabkan oleh anomali cuaca harus diantisipasi.

"Jadi memang banyak penyakit atau virus yang menyerang daun tembakau, namun sejauh ini dengan obat-obatan masih bisa ditanggulangi," ungkapnya.

Baca Juga: Masuki Low Season, Hotel di Sleman Maksimalkan Sektor Makanan

Berita Terkini Lainnya