Pelajar Jogja, Jangan Lupa Isi Mobscreen Penjarkes Cek Kesehatan ya!

Diharapkan tumbuh kembang anak lebih baik

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggencarkan sosialisasi Mobile Screening Penjaringan Kesehatan atau Mobscreen Penjarkes kepada siswa SD hingga SMA di Kota Yogyakarta. Skrining ini berguna untuk deteksi dini jika ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Pada aplikasi penjaringan kesehatan ini, para siswa-siswi diharap memberikan informasi riwayat kesehatannya melalui isian kuesioner yang meliputi Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), riwayat keluarga. Lalu, modalitas belajar, dan dominasi otak.

1. Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan siswa

Pelajar Jogja, Jangan Lupa Isi Mobscreen Penjarkes Cek Kesehatan ya!Ilustrasi pertumbuhan anak stunting (pexels)

Pengelola Program Anak Sekolah dan Remaja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Sri Lestari mengatakan, skrining untuk mengetahui deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada siswa. Jika ditemukan masalah kesehatan dapat tertangani lebih cepat.

Ia mengatakan, Mobscreen Penjarkes sudah disempurnakan dengan fitur tambahan seperti informasi penjadwalan minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara mandiri bagi remaja putri. Sehingga diharapkan data yang masuk akan menjadi sebuah laporan secara berkala untuk remaja putri.

Selain itu terdapat skrining merokok untuk usia minimal 10-18 tahun, serta skrining jantung bawaan untuk siswa kelas 1 SD. "Kami terus memantau tumbuh kembang anak di sekolah setiap tahunnya. Sebab tumbuh kembang anak berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Untuk pengisian ini karena aplikasi mandiri sangat membutuhkan dukungan dari orang tua, sekolah dan guru mereka," ujarnya, Kamis (14/9/2023).

2. Puluhan ribu siswa sudah melakukan screening

Pelajar Jogja, Jangan Lupa Isi Mobscreen Penjarkes Cek Kesehatan ya!Ilustrasi Pelajar (SMP). IDN Times/Mardya Shakti

Sri lestari mengungkapkan, data tahun 2022 siswa yang sudah mengisi Mobscreen Penjarkes dari SD hingga SMP sebanyak 54 persen dengan total siswa 37.293 siswa dari sasaran 68.422 siswa. Untuk tahun 2023 siswa yang melakukan screening Mobscreen Penjarkes mulai dari SD hingga SMP sebanyak 13 ribu siswa. 

Ia berharap, akan lebih banyak siswa yang melakukan skrining kesehatan secara mandiri melalui Mobscreen Penjarkes yang dapat diunggah di aplikasi playstore maupun Appstore. "Memang screening kesehatan ini wajib dilakukan siswa minimal satu tahun sekali. Agar bisa terdeteksi dini, terutama dalam antisipasi adanya penyakit kronis," ungkapnya.

Baca Juga: Suluh Sumurup Art Festival, Gegandengan Pamerkan Seni Ekspresi Difabel

3. Bantu mengetahui kondisi kesehatan fisik hingga mental

Pelajar Jogja, Jangan Lupa Isi Mobscreen Penjarkes Cek Kesehatan ya!Pelajar melakukan skrining melalui MobScreen Penjarkes. (Dok. Istimewa)

Sementara itu, salah satu siswa dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, Rheinida Oktavia Sugiyanto mengungkapkan, screening kesehatan secara mandiri bermanfaat untuk mendeteksi dini kesehatan diri sendiri maupun riwayat dari keluarga. "Screening ini menurut saya cukup bermanfaat, karena jadi mengerti tentang kesehatan diri sendiri mulai dari kesehatan fisik, mental dan riwayat yang paling rendah sampai mematikan di keluarga bisa diketahui," ujarnya.

Ia juga mengatakan di sekolah sudah mensosialisasikan setiap awal tahun. Ia berharap dengan skrining kesehatan yang diberikan ini sebagai acuan untuk berkonsultasi kepada pihak medis jika ternyata ditemukan gejala atau riwayat yang harus segera tertangani. "Semoga adanya skrining ini nantinya bisa mengatasi masalah penyakit yang diderita, supaya kita juga tereduksi. Jadi selain tahu apa yang dirasakan kita juga tahu cara mengatasi masalah tersebut," kata dia.

Baca Juga: Sejarah Gedung SMKN 2 Yogyakarta, Usianya 1 Abad Lebih

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya