TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantul Penyumbang Tertinggi Bawang Merah dan Cabai di DI Yogyakarta   

Cabai yang ditanam di luar musim hasilnya cukup bagus

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih panen bawang merah off season lahan pasir. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Kabupaten Bantul dinobatkan sebagai wilayah tertinggi penyumbang produk hortikultura tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data  Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, DIY produk hortikultura tahun 2021naik hingga 3,09 persen. Penyumbang tertinggi sayuran berasal dari dari Kabupaten Bantul dengan komoditas utama bawang merah dan cabai.

"Bawang merah ini produksinya 58 persen dan penyumbang utama di Kabupaten Bantul sebanyak 56 persen. Sedangkan penyumbang terbanyak bawang merah dari Kapanewon Imogiri, Kretek dan Sanden," ungkap Kepala Bidang Holtikultura, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, DIY, Wiwin Suryawati disela-sela panen cabai off season di lahan pasir, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul, Kamis (17/3/2022).

"Jika produksi di tiga kecamatan tersebut turun maka produksi bawang merah DIY juga turun," ungkapnya lagi.

Baca Juga: Petani Cabai Luar Musim di Lahan Pasir Bantul Panen Rezeki

Baca Juga: HET Dicabut, Harga Minyak Goreng di Sleman Langsung Naik

1. Produktivitas cabai di DIY tahun 2021 naik 13 persen‎

Kepala Bidang Holtikultura, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, DIY, Wiwin Suryawati(kanan).(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara untuk produksi cabai rawit dan cabai besar pada tahun 2021, juga mengalami kenaikan 13 persen. Penyumbang terbesar produksi cabai rawit terbesar dari Kabupaten Kulon Progo, Sleman dan Bantul di nomor ketiga.

"Kabar baiknya kenaikan cabai jenis rawit ini mengalami kenaikan hingga 57 persen. Namun untuk cabai besar mengalami penurunan sedikit," ujarnya.

Menurutnya, penurunan produksi cabai besar disebabkan petani memilih menanam komoditas lainnya seperti bawang merah yang harga relatif lebih mahal dengan harapan pendapatannya juga lebih tinggi.

"Jadi petani sudah pantai memilih komoditi yang harga lebih mahal yakni beralih ke bawang merah dan cabai rawit," ungkapnya.

2. Komoditas cabai yang ditanam di luar musim hasilnya cukup bagus

Petani cabai lahan pasir mulai memanen tanaman cabai off season.(IDN Times/Daruwaskita)

Lebih lanjut Wiwin mengungkapkan, komoditas cabai yang ditanam di luar musim hasilnya cukup bagus. Tanam pertama bulan April-Mei dipanen bulan Juli-Agustus, tanam kedua kalinya di bulan Juli-Agustus dipanen bulan November-Desember, sehingga ada bulan-bulan yang produksinya kosong termasuk bulan Desember hingga April. Hal ini disebabkan memasuki musim hujan yang membuat petani kesulitan untuk mengurusi tanamannya.

"Namun kita dapat melihat semua, tanaman yang ditanam Desember panen juga cukup bagus. Saya melihat tanaman cabai off season di Jalan Samas dan di lahan pasir cukup bagus meski beberapa hal yang harus diperbaiki. Jadi hasil produksi cabai rawit off season yang ditanam di lahan sawah hasil lebih baik dibandingkan yang ditanam di lahan pasir," terangnya.

"Kalau saya melihat produktivitas cabai di Bantul baru dua ton per hektar, padahal potensinya mencapai enam hingga tujuh ton per hektar," ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya