Aksi Nekat Wisatawan Parangtritis, Ngebut di TPR demi Hindari Retribusi

- Laju kendaraan yang kencang membuat petugas kesulitan menghentikan pengendara untuk melakukan penarikan retribusi.
- TPR baru Parangtritis hanya punya satu lajur untuk menarik retribusi
- Petugas penarik retribusi Pantai Parangtritis mengakui fasilitas di TPR baru masih minim. Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para petugas dalam menar
Bantul, IDN Times - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2026, petugas pemungut retribusi di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Parangtritis dibuat geram oleh aksi nekat sejumlah pengendara yang menerobos tanpa membayar tiket masuk kawasan wisata tersebut.
Koordinator TPR Pantai Parangtritis, Rohmad Ridwan, mengatakan aksi menerobos ini dilakukan pengendara roda dua maupun roda empat setelah lokasi TPR Parangtritis dipindah ke titik baru yang berada tak jauh dari Syekh Bela Belu. “Aksi pengendara memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi terjadi saat kunjungan wisatawan sepi,” ungkapnya, Kamis (27/11/2025).
1. Petugas kesulitan tarik retribusi saat pengendara ngebut di TPR

Menurut Rohmad, laju kendaraan yang kencang membuat petugas kesulitan menghentikan pengendara untuk melakukan penarikan retribusi. Jika dipaksakan, justru berisiko membahayakan keselamatan petugas. Karena itu, mereka terpaksa mengalah dan membiarkan pengendara yang menerobos tersebut berlalu begitu saja.
“Kejadian itu tidak akan terjadi saat kunjungan ramai karena ada antrean kendaraan untuk membayar retribusi masuk ke objek wisata Pantai Parangtritis sebesar Rp15 ribu per orang,” jelasnya.
2. TPR baru Parangtritis hanya punya satu lajur untuk menarik retribusi

Diakui Rohmad, TPR baru Parangtritis dinilai kurang representatif karena hanya memiliki satu jalur untuk penarikan retribusi, baik bagi kendaraan roda dua, roda empat, hingga bus pariwisata. Kondisi ini berbeda dengan TPR lama yang menyediakan tiga hingga empat jalur, sehingga proses penarikan retribusi lebih optimal.
“Permasalahan masih banyak wisatawan yang lolos tanpa membayar retribusi sudah saya sampaikan ke pimpinan,” ujarnya.
3. Petugas TPR tetap semangat bekerja meski TPR kurang representatif

Salah satu petugas penarik retribusi Pantai Parangtritis, Awal, mengakui fasilitas di TPR baru masih minim. Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan semangat para petugas dalam menarik retribusi wisatawan yang masuk ke kawasan pantai.
“Semua pekerjaan ada risikonya, termasuk bertugas di TPR. Semoga ke depan Dinas Pariwisata bisa membangun TPR yang lebih representatif, minimal seperti TPR lama,” ungkapnya.
Saat musim hujan seperti sekarang, petugas harus bekerja dalam kondisi basah karena TPR hanya dilengkapi paranet yang lebih berfungsi mengurangi panas matahari, bukan menahan air hujan.
“Kalau hujan tidak lebat, kami masih bisa pakai payung atau jas hujan. Tapi kalau hujan deras disertai angin, itu jadi kendala bagi kami untuk menarik retribusi,” jelasnya.
Awal menegaskan, para petugas akan terus bekerja optimal agar target pendapatan daerah dari sektor retribusi wisata tetap bisa tercapai.


















