439 Puskesmas Tidak Punya Dokter, 2.991 Puskesmas Tanpa Dokter Gigi

- 439 puskesmas di daerah terpencil dan terluar tidak memiliki dokter
- Muhammadiyah memberikan beasiswa dokter dan dokter gigi untuk penempatan di seluruh Indonesia
- Idealnya perbandingan dokter dan penduduk minimal satu banding 1.000, namun di Indonesia baru 0,4 dibandingkan 1.000 penduduk
Bantul, IDN Times -Sebanyak 439 puskesmas yang sebagian besar berada di daerah terpencil dan terluar tidak memiliki dokter. Direktur Jenderal (Dirjen) Tenaga Kesehatan (Nakes) Kementerian Kesehatan RI, Arianti Anaya, mengatakan selain itu terdapat 2. 991 Puskemas tidak memiliki dokter gigi.
1. Program beasiswa akan membuat banyak lulusan dokter

Arianti mengatakan Muhammadiyah memiliki 125 rumah sakit yang merupakan amal usaha kesehatan. Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki 13 fakultas kedokteran dan lima fakultas kedokteran gigi. Dengan kondisi itu, kata Arianti, lulusan dokter dari perguruan tinggi di bawah nauangan Muhammadiyah yang nantinya ditempatkan dimana saja akan bermanfaat bagi masyarakat.
"Rasanya tidak adil jika di daerah masyarakat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama seperti kita-kita yang ada di kota-kota," tuturnya saat sambutan pemberian beasiswa dokter dan dokter gigi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (20/8/2021).
Menurut Arianti, dengan banyaknya program beasiswa saat ini, maka harapan akan semakin banyak lulusan dokter dan dokter gigi ke depannya. "Ya harapannya akan banyak dokter dan dokter gigi yang dihasilkan karena juga semakin banyak beasiswa yang ditawarkan," jelasnya.
2. Indonesia masih kekurangan jumlah dokter

Arianti menjelaskan berdasar data WHO, idealnya perbandingan dokter dan penduduk minimal satu banding 1.000. Hanya, di Indonesia baru 0,4 dibandingkan 1.000 penduduk.
"Kita bandingkan Singapura sudah empat berbanding seribu dan Malaysia hampir tiga berbanding seribu penduduk Apa yang terjadi? Karena dokternya sedikit, maka dokternya menjadi arogan," ungkapnya.
Dengan kekurangan tenaga dokter, menyebabkan lebih dua juta penduduk Indonesia setiap tahun berangkat ke luar negeri untuk mencari pengobatan yang dinilai lebih bagus. "Ini pekerjaan rumah bagi kita agar bagaimana penduduk Indonesia tidak perlu ke luar negeri untuk berobat," ujarnya.
3. Penempatan dokter sesuai dengan perencanaan nasional

Arianti menambahkan Kemenkes mempunyai 2 ribu beasiswa bekerja sama dengan LPDP. Dengan kerja sama itu, penempatan dokter akan sesuai dengan perencanaan nasional.
Ia berharap UMY dan Kemenkes melakukan sinkronisasi. Tujuannya, agar saat penempatan dokter lebih merata. "Agar nantinya distribusi dokter benar-benar merata di seluruh Indonesia," ujarnya.