Ramadan yang Terancam Sepi di Ponpes Waria Yogyakarta
Ritual makan nasi gurih dan ziarah bersama ditiadakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times – Hari ini puasa sudah dimulai. Namun puasa Ramadan tahun ini, Pondok Pesantren Waria “Al Fatah” Kotagede, Yogyakarta dipastikan tak seramai tahun lalu.
Pandemik COVID-19 telah meniadakan rutinitas salat tarawih berjemaah yang diikuti banyak waria. Bahkan rutinitas pengajian dan belajar membaca Al-Qur'an sudah diliburkan hingga 29 Mei 2020 mendatang untuk menyesuaikan masa tanggap darurat pemerintah DIY. Praktis, lalu lalang aktivitas dalam bangunan bercat kuning dengan pintu dan jendela berkelir hijau itu hanya diisi segelintir waria yang tinggal di sana.
“Kami sudah local lockdown,” kata Pimpinan Ponpes Waria “Al Fatah” Shinta Ratri saat dihubungi IDN Times, 23 April 2020.
Di mulut gang menuju ke ponpes sudah diblokir dengan sistem buka tutup.
“Tiap jam 8 malam ditutup hingga pagi,” imbuh Shinta.
Baca Juga: Masjid Gedhe Kauman Tiadakan Salat Tarawih, Takjil Diantar ke Rumah
1. Ada ritual makan nasi gurih dan ziarah bersama jelang Ramadan
Ritual menjelang puasa Ramadan pun ditiadakan. Biasanya ada ritual memasak dan makan nasi gurih dan kolak apem bersama di ponpes. Usai makan, waria dari berbagai komunitas yang datang akan berziarah ke makam teman-teman sesama waria yang telah mendahului meninggal.
“Sekarang kami bungkusin. Terus kami bagikan ke komunitas-komunitas,” kata Sekretaris Ponpes Waria, Yuni Shara al Bukhori saat dihubungi IDN Times, 21 April 2020.
Ada 80 kotak nasi gurih dan kolak apem. Kotak-kotak berisi makanan itu dikemas bersama bingkisan kebutuhan lain untuk waria yang secara ekonomi sangat membutuhkan.
“Sedikit banyak membantu keberlangsungan kebutuhan teman-teman selama puasa,” kata YS, panggilan akrabnya.
Baca Juga: Ahli Gizi UGM: Puasa Dapat Membantu Detoksifikasi Tubuh