Petaka di Tempat Wisata, Keselamatan Wisatawan Jangan Cuma Jargon
Pecahnya jembatan kaca di Banyumas jadi pelajaran pahit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Peristiwa pecahnya jembatan kaca The Geong di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus (HPL), Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada 25 Oktober 2023, menjadi catatan serius bagi dunia pariwisata Indonesia. Insiden tersebut mengakibatkan satu wisatawan bernama FA (49), warga Banjarnegara, meninggal dunia. Dan, tiga orang lainnya luka-luka.
Tragedi tersebut menyisakan duka bagi keluarga korban. Apalagi anak dari FA yang menyusul ibunya ke HPL pada saat kejadian, sedianya hendak menyampaikan kabar gembira kepada sang ibu bahwa ia telah diterima bekerja. Sementara, FA sendiri rencananya akan menunaikan ibadah haji tahun depan. Namun, rencana tinggal rencana.
Sejumlah fakta terkait insiden tersebut pun terkuak lewat penyelidikan polisi. Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Eddy Suranta Sitepu, menyatakan pengelola wahana berinisial ES (63) sebagai tersangka. ES disebut lalai karena tidak memberikan peringatan dan imbauan kepada wisatawan sebelum memasuki wahana jembatan The Geong. Selain itu, wahana tersebut juga menggunakan tempered glass bekas sebagai bahan konstruksinya.
Hal lain yang menjadi catatan, pihak pengelola tidak menambahkan sistem pengamanan pada jembatan kaca, dan tidak dilakukan perawatan terhadap jembatan kaca tersebut. “Juga tidak ada uji kelayakan sebelum digunakan, serta tidak ada papan informasi/imbauan, peringatan pada saat pengunjung memasuki wahana wisata," tutur Eddy dalam konferensi pers pada 30 Oktober 2023.
Insiden kecelakaan di tempat wisata yang merenggut korban jiwa tidak sekali dua kali terjadi. Sebut saja kejadian tenggelamnya dua pelajar dalam tempo empat hari di wisata air Selopamioro Park, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Agustus 2023. Kemudian, insiden jatuhnya lift di Ayuterra Resort Ubud, Bali, yang menewaskan lima karyawan pada 1 September 2023.
Kecelakaan yang berulang kali terjadi ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di destinasi wisata, dan memunculkan pertanyaan serius tentang standar keamanan yang berlaku di tempat-tempat serupa di berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: Carut Marut Jembatan Kaca Limpakuwus di Banyumas, Pemkab Kecolongan
Baca Juga: Pemkot Semarang Perketat Aturan Pembuatan Jembatan Kaca, Kaji Ulang K3
Baca Juga: Ini Penyebab Jembatan Kaca Kampung Warna-Warni Retak
Evaluasi dan asesmen menyeluruh wisata ekstrem
Pascainsiden pecahnya jembatan kaca The Geong di Banyumas, Menparekraf/Kabaparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan insiden ini perlu menjadi bahan evaluasi terkait keutamaan keselamatan dalam penyiapan atraksi wisata.
"Kemenparekraf mendorong dilakukannya pemeriksaan serta evaluasi terkait kelayakan dan keamanan dari atraksi wisata maupun seluruh atraksi wisata sejenis yang terdapat di daerah-daerah lainnya, khususnya di Kabupaten Banyumas," kata Sandiaga, 27 Oktober 2023.
Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, juga memerintahkan asesmen menyeluruh pada semua wahana wisata kategori ekstrem di Jawa Tengah. Bila di lapangan ditemukan kondisi yang tidak sesuai aturan, perintahnya adalah penutupan sementara sampai standarnya terpenuhi. Karena efek dari kecelakaan di jembatan kaca The Geong berpotensi mempengaruhi kepercayaan dari wisatawan.
"Kami keluarkan imbauan ke semua kabupaten kota sesuai arahan Pak Pj Gubernur untuk melakukan asesmen ke semua wahana yang sifatnya ekstrem. Soalnya imbas kejadian ini kan bisa pengaruh ke kepercayaan wisatawan ke depannya. Kita lakukan pendataan di jembatan kaca lainnya," ujar Kepala Bidang Pengembangan Daya Tarik Wisata (DTW) Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Jateng, Riyadi Kurniawan, 26 Oktober 2023.
Tempat-tempat dengan atraksi wisata serupa di daerah lain pun ikut disorot. Salah satunya, jembatan kaca Kampung Warna Warni di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Kondisinya memprihatinkan karena terdapat retakan pada sisi utara beton sambungan pelat lantai jembatan dengan kolom, sehingga warga dan wisatawan yang melintas jadi ketar-ketir.
Saat melakukan peninjauan pada 27 Oktober 2023, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kota Malang, Dandung Julhardjanto, menduga keretakan terjadi karena pengecoran terpisah antara kolom dengan pelat lantai.
"Ini menyebabkan keduanya tidak menyatu dengan sempurna sehingga menyebabkan keretakan," ujarnya.
Selain itu, faktor cuaca dan minimnya perawatan juga menjadi penyebab keretakan semakin besar. Apalagi belum ada perawatan yang dilakukan sejak jembatan tersebut diresmikan pada 9 Oktober 2017.
Perihal ini, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Kadisporapar) Kota Malang, Baihaqi, mengatakan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Jembatan Kaca Kampung Warna Warni tidak jauh berbeda dengan jembatan kaca lainnya di Indonesia. Ada batasan jumlah orang yang bisa naik ke atas jembatan secara bersamaan.
Jumlah maksimum orang yang naik ke atas jembatan kaca di wilayah Jodipan ini 50 orang dengan beban 250 kilogram. Namun, jembatan ini hanya boleh dinaiki maksimal 20 orang sejak muncul keretakan beberapa waktu lalu.
"Karena akan diperbaiki PU (Pekerjaan Umum), maka jembatan akan ditutup untuk sementara. Perbaikan akan menggunakan pendanaan insidentil," ujarnya, 3 November 2023.
Sementara, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, DIY, telah mengeluarkan surat edaran (SE) agar pengelola objek wisata meningkatkan pengawasan terhadap atraksi wisata yang memiliki risiko tinggi. Sebab, ada beberapa destinasi wisata di kawasan pantai selatan Gunungkidul menggunakan jembatan kaca sebagai salah satu daya tariknya.
Dalam SE tersebut ada tujuh poin yang harus diperhatikan pengelola objek wisata. Di antaranya, memastikan SOP yang berlaku sesuai dengan atraksi wisata masing-masing secara konsisten dan disiplin, melakukan perawatan secara berkala terhadap atraksi wisata yang dimiliki, melakukan penggantian apabila diperlukan hingga melakukan pembatasan pengunjung dan memberikan durasi waktu menikmati atraksi wisata tertentu.
Menanggapi SE tersebut, Manager Marketing Teras Kaca Pantai Nguluran di Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Gabilla Nasution, menuturkan wisata teras kaca yang dikelolanya selama ini selalu memperhatikan sisi keamanan dan keselamatan. Objek wisata ini, katanya, sudah berdiri sejak tahun 2018 silam dan untuk keamanan jembatan sudah memasang kaca dengan ketebalan 12 milimeter.
Selain itu pihaknya juga melakukan perawatan secara rutin selama tiga atau empat bulan sekali dan pengunjung tidak boleh membawa koin.
"Ada wahana yang bajanya sudah kita ganti. Kami sudah mengantisipasi untuk keselamatan dan keamanan pengunjung," kata dia pada 28 Oktober 2023.
Baca Juga: Wisata Pantai Sering Menelan Korban Jiwa, NTB Inisiasi Satgas Terpadu
Baca Juga: Selopamioro Park Tutup Sementara, Pengelola Wajib Berbenah
Baca Juga: Pengawasan Tempat Wisata Pantai di Makassar demi Keselamatan Turis
Baca Juga: Pengunjung Kerap Langgar SOP, Wisata Pantai Lebak Kerap Makan Korban
Baca Juga: SAR Pantai Parangtritis Tak Bisa Larang Wisatawan Main Air
Baca Juga: Menakar Keselamatan Pariwisata Sumsel dan Murahnya Membuat Destinasi
Baca Juga: GIPI DIY: Standar Keselamatan Wisata Belum Jadi Prioritas
Baca Juga: Traveler Lampung Sepakat K3 Tempat Wisata Perlu Perhatian Lebih
Baca Juga: Kesadaran Pengelola soal Keselamatan Wisata di Sumut Masih Rendah
Baca Juga: Rasa Aman di Tanah Lot yang Dikelilingi Tebing Curam
Baca Juga: Tempat Wisata Harus Miliki Tim Rescue Antisipasi Kecelakaan Pengunjung